Polisi memberikan penjelasan lengkap mengenai peristiwa ledakan di Polrestabes Medan pada pukul 08.45 WIB. Polisi sempat mengecek tas pelaku dan memintanya membuka jaket.
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, pelaku datang dengan menggunakan atribut ojek daring dan sebuah tas ransel. Petugas sempat menanyakan keperluan datang ke Polrestabes Medan.
"Pelaku mengaku berencana membuat SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian). Kemudian petugas memintanya membuka jaket," ujar Dedi di Mabes Polri, Rabu (13/13).
Jarak tempat pembuatan SKCK dengan pos penjagaan hanya sekitar 30 meter-40 meter. Saat itu, masyarakat memang memenuhi lokasi pembuatan SKCK.
Petugas sempat melakukan pengecekan terhadap tas pelaku dan hanya menemukan buku, karena enggan membuka jaket, pelaku kemudian bergeser ke arah kerumunan.
"Saat itu, dia tampak mengarah ke arah parkiran dan bom meledak di halaman parkir," tutur Dedi.
Seperti diketahui ledakan terjadi di Polrestabes Medan sekitar pukul 08.45 WIB. Pelaku berjumlah satu orang dan menggunakan atribut ojek daring.
Terkait peristiwa itu, Vice President Corporate Communications Gojek Indonesia Kristy Nelwan mengatakan belum bisa berkomentar mengenai atribut terduga pelaku.
"Kami telah menghubungi dan berkoordinasi dengan pihak berwajib, serta siap memberikan seluruh bantuan dan dukungan yang diperlukan untuk proses investigasi," kata Nelwan.
Kristy juga mengutuk aksi teror yang terjadi di Polrestabes Medan dan berduka cita atas jatuhnya korban dari aksi teror tersebut.
"Gojek menentang keras segala tindakan anarkis dan akan memberikan dukungan penuh upaya pihak berwajib dalam menjaga keamanan masyarakat," tegasnya. (Ant)