Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyampaikan, bahwa perayaan Paskah tetap dapat dijalankan dengan khidmat dan meriah meski hanya dilangsungkan dari rumah masing-masing akibat pandemi Covid-19.
Sekretaris Umum PGI Jacky Manuputty mengatakan, kondisi saat ini berbeda dengan perayaan Paskah di tahun-tahun sebelumnya di mana umat Kristiani menjalani minggu-minggu prapaskah untuk merayakan kebangkitan Kristus.
Namun, lanjutnya, di tahun ini gereja-gereja terlihat sepi. Pintu dan gerbangnya tertutup untuk mengurangi aktivitas umat di tengah pandemi.
"Perayaan Paskah berbeda pada tahun ini, gedung gereja yang biasanya disesaki umat hari ini terlihat sepi. Pintu dan gerbangnya ditutup, umat merayakan Paskah dalam kebersamaan masing-masing," katanya dalam konferensi pers via daring, Minggu (12/4).
Meski demikian, dibatasinya aktivitas peribadatan di dalam gereja, tidak menghilangkan makna dan semangat Paskah pada tahun ini.
Sejatinya, perayaan Paskah adalah kabar baik tentang kehidupan. Jika aktivitas peribadatan di gereja kemudian mengancam jiwa umat karena menimbulkan kerumunan di tengah seruan jaga jarak sosial akibat Covid-19, maka bertentangan dengan semangat Paskah itu sendiri.
"Perayaan Paskah adalah perayaan tentang kebangkitan Kristus, bila merayakan Paskah dalam kerumunan umat kehidupan menjadi terancam, maka tindakan itu berlawan dari berita penting Paskah itu sendiri. Berita tentang kehidupan," ujarnya.