Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) hari ini (15/9) di kawasan Patung Kuda Arjuna, Jakarta Pusat, masih berlangsung. Massa terus mendesak untuk bertemu dengan pihak Istana guna menyampaikan aspirasi.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Abraham Wirotomo, hadir untuk menemui massa aksi. Dari atas mobil komando, Abraham menyampaikan apresiasi terhadap aspirasi yang disampaikan elemen mahasiswa.
Ia juga menyampaikan tanggapan atas tuntutan yang diserukan mahasiswa dalam aksi demonstrasi.
Adapun tiga poin tuntutan yang disampaikan dalam aksi ini yakni menuntut dan mendesak pemerintah untuk mencabut keputusan terkait kenaikan BBM; menunda proyek strategis nasional yang tidak berdampak langsung kepada masyarakat dan mengalihkan anggaran ke subsidi BBM; serta menerapkan regulasi pemakaian BBM bersubsidi secara tegas.
"Pemerintah tidak mau menaikkan harga BBM," kata Abraham kepada massa. Namun, pernyataan tersebut disambut teriakan massa yang menyerukan kata 'bohong' dengan nada tidak percaya.
Abraham menyebut, data-data yang digunakan dalam kebijakan menaikkan harga BBM dapat dicek melalui berbagai dokumen pemerintah. Ia juga menyatakan jika pemerintah tahun ini telah menaikkan besaran anggaran subsidi dan kompensasi.
Massa lantas menyerukan kembali tiga poin tuntutan dalam aksi kali ini. Perwakilan mahasiswa pun bertanya apakah Abraham bisa menyetujui tuntutan mereka.
"Keputusan ini adalah keputusan negara antara pemerintah dengan DPR," jawab Abraham sebelum turun dari mobil komando.
Pantauan Alinea.id, aksi saling dorong antara massa dan petugas kembali terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Korps Brimob dan Sabhara juga telah bersiaga di lokasi, lengkap dengan tameng dan tembakan gas air mata.
Sementara, petugas dari pengeras suara terus mengingatkan massa agar tetap kondusif dan menjaga kelompoknya agar tidak terpengaruh provokasi.
"Jangan sampai disusupi. Jangan sampai terprovokasi," ujar aparat.