Polisi akan melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap Pius, yang mengaku sebagai Ketua Anarko Sindikalis Indonesia. Alasannya, tak pernah memberikan keterangan konsisten saat diperiksa.
"Selama ini, setiap dilakukan pemeriksaan, pasti yang keluar itu bicaranya tidak sesuai dengan orang yang sadar, seperti biasanya," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, saat dikonfirmasi, Kamis (16/4).
Pius dalam kondisi mabuk saat ditangkap usai mencuri helm polisi di Pospol Semanggi. Karenanya, penyidik juga melakukan pemeriksaan urine terhadapnya.
Diakui Yusri, kepolisian perlu melakukan pembuktian terlebih dahulu atas pengakuan Pius sebagai pentolan Anarko Sindikalis Indonesia.
"Satu sisi memang ketika ditangkap, yang bersangkutan dalam keadaan mabuk berat. Kami juga masih mengecek urine dan darahnya," katanya.
Sementara, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S. Pane, meyakini, Pius bukanlah orang nomor satu Anarko Sindikalis. Namun, hanya berhalusinasi di tengah isu tersebut.
"Bukan dia ketuanya. Belakangan Indonesia banyak orang yang mengaku-ngaku sebagai figur penting seperti raja, termasuk yang mengaku ketua Anarko," ucap.
Dirinya berpandangan, ada yang janggal dari kemunculan kelompok anarko. Sebab, selalu "unjuk gigi" saat mempertentangkan kebijakan pemerintah.
Neta pun mengklaim, ada rencana matang dalam aksi vandalisme yang dilakukan kelompok anarko. Diduga, untuk mengukur kegelisahan masyarakat di tengah pandemi coronavirus baru (Covid-19).