Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PKS Nevi Zuairina mengatakan, pihaknya akan memanggil Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati buntut kejadian terbakarnya depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3) malam.
Hal itu disampaikannya Nevi menanggapi kejadian terbakarnya depo Pertamina Plumpang, yang menyebabkan 18 orang meninggal dunia.
"Fraksi PKS akan memanggil Pertamina dan Menteri BUMN, untuk memberikan penjelasan, bila perlu kita bentuk Panja Investigasi," kata Nevi kepada wartawan, Senin (6/3).
Nevi mengatakan, penjelasan Menteri BUMN dan Dirut Pertamina menjadi penting. Lantaran kejadian tersebut telah banyak merenggut nyawa. "Ini persoalannya sudah merenggut nyawa dan korbannya banyak. SOP Pertamina ketika terjadi kecelakaan perlu di investigasi, harusnya zero accident, kalau ada harus zero korban," ujarnya.
Disisi lain, Nevi berharap Pertamina dapat memberikan kepastian distribusi BBM terjamin suplai ke SPBU-SPBU khususnya di Jakarta. Sebab, depo Pertamina Plumpang ini mensuplai 20% kebutuhan BBM Indonesia.
"Mendesak Pertamina untuk menjelaskan perkara ini secara terbuka," tegasnya.
Nevi juga menekankan pentingnya bantuan untuk korban meninggal dunia dan luka-luka imbas kebakaran depo Pertamina. Ia mengingatkan agar pemerintah dapat mengganti kerugian dari warga sekitar.
"Bantuan untuk korban meninggal dan luka. Mengganti kerugian warga yang menderita kerugian karena rumahnya terbakar," katanya.
Ia juga mengingatkan pemerintah untuk turut memberikan jaminan serta bantuan kepada pengungsi agar mendapatkan tempat yang layak.
"Menjamin pendidikan bagi anak-anak yang orang tuanya wafat akibat musibah ini,” pungkasnya.
Kebakaran hebat melanda depo Pertamina di wilayah Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (3/3) sekitar pukul 20.11 WIB. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 22.00 WIB. Penyebab kebakaran dan dampak kerugian masih dalam proses penelusuran
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, hingga Senin (6/3) pukul 06.00, ada 214 orang yang masih mengungsi. Sebanyak 186 orang mengungsi di Kantor PMI Jakarta Utara, dan 28 orang di RPTRA Rasella.