Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus menyebar. Jika kemarin di 18 provinsi dan 192 kabupaten/kota, hari ini penyakit hewan berkuku genap itu menjangkiti wilayah di 19 provinsi dan 199 kabupaten/kota. Provinsi terbaru yang menjadi barisan wilayah terjangkit adalah Bengkulu.
Pertama kali PMK ditemukan kembali mewabah di Indonesia akhir April 2022 di Jawa Timur. Lalu disusul di Aceh. Per 11 Mei 2022, Kementerian Pertanian menetapkan wabah PMK di dua kabupaten di Aceh dan empat kabupaten di Jawa Timur. Di dua provinsi itu 5.500-an hewan terjangkit.
Per Sabtu (18/6), sebanyak 184.646 ekor hewan dinyatakan terjangkit PMK. Terdiri dari sebanyak 56.822 ekor sembuh, 1.394 ekor potong bersyarat, 921 ekor mati, dan 125.509 ekor belum sembuh.
PMK sudah menyebar di provinsi utama dengan populasi sapi terbesar: Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara, dan Lampung. Di lima provinsi ini jumlah sapi potong mencapai 9,924 juta ekor atau 54,9% dari total populasi sebesar lebih 18 juta ekor pada 2021.
Jawa Timur, provinsi dengan populasi sapi terbesar, yakni 4,938 juta (27,4%), PMK menyebar di 36 dari 38 kabupaten/kota. Jawa Tengah dengan populasi sapi terbanyak kedua, yakni 1,863 juta (10,3%), juga menyebar masif: 35 dari 35 kabupaten/kota. Di Jawa Barat, PMK menyebar di 25 dari 26 kabupaten/kota.
Vaksinasi massal diperluas
Untuk mengendalikan agar virus PMK tidak semakin meluas, pemerintah lewat Kementerian Pertanian melakukan vaksinasi massal. Vaksinasi massal dimulai dari Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (13/6) lalu. Vaksinasi kemudian diperluas di wilayah lainnya, terutama menyasar daerah terjangkit.
Tahap pertama impor vaksin dari Prancis telah tiba pada Minggu (12/6), melalui Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Jumlahnya masih terbatas, hanya 10.000. Selanjutnya akan tiba 800.000 dosis dalam beberapa hari ke depan. Pemerintah mengimpor sekitar 3 juta dosis.
Hari ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memimpin vaksinasi perdana PMK pada sapi di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Vaksinasi perdana disuntikkan pada 28 ekor sapi milik gabungan kelompok tani di Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo.
Syahrul mengatakan, vaksinasi tidak hanya akan menyasar ke daerah dengan status merah, tetapi juga wilayah kuning dan hijau. Pihaknya bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk ikut terlibat dalam intervensi vaksinasi PMK tersebut.
Ada beberapa desa yang berstatus zona merah. "Khusus daerah merah, tidak boleh keluar hewan dalam keadaan hidup. Ini sudah dipantau oleh gugus tugas kabupaten," kata Syahrul.
Pagi hari ini, Syahrul memimpin Apel Siaga PMK di Halaman Kantor Bupati Sukoharjo. Ia memberikan semangat kepada semua mitra kerja untuk bersama-sama membantu peternak mengakselerasi penanganan PMK.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo Bagas Windaryatno mencatat di Kabupaten Sukoharjo ada 511 ekor ternak yang terjangkit wabah PMK. Ternak ini tersebar di tujuh kecamatan, yakni Bendosari, Polokarto, Mojolaban, Tawangsari, Weru, Grogol, dan Nguter.
Usai temuan PMK tersebut, seluruh pasar hewan di Kabupaten Sukoharjo masih ditutup sementara dengan tujuan pengendalian wabah PMK. "Penutupan pasar ini untuk mengawasi lalu lintas hewan," kata Bagas.