close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ustaz Rahmat Baequni. instagram.com/rahmatbaequni/
icon caption
Ustaz Rahmat Baequni. instagram.com/rahmatbaequni/
Nasional
Jumat, 21 Juni 2019 11:03

Polda Jabar cokok Ustaz Rahmat Baequni

Rahmat diduga menyebarkan hoaks dengan menyebut ratusan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal karena diracun.
swipe

Kepolisian Daerah Jawa Barat memeriksa Rahmat Baequni terkait isi ceramahnya. Dalam video ceramah yang beredar di media sosial, Rahmat menyebut anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal karena diracun.

Ustaz Rahmat dibawa ke Markas Polda Jawa Barat, Kamis (20/6) malam, setelah mengisi ceramah di Masjid Al-Lathiif, Kota Bandung. Orang terdekat Rahmat, Reza, membenarkan bahwa koleganya semalam telah dibawa oleh Polda Jawa Barat beserta surat perintah pemeriksaan. Hingga saat ini ia masih menemani Rahmat menjalani pemeriksaan.

"Iya benar (dibawa) untuk dimintai keterangan, dijemput dengan surat dan dipersilakan kuasa hukum, saya yang menemani," ungkap Reza di Bandung, Jumat (21/6).

Sebelum dibawa ke Polda Jawa Barat, Rahmat sempat menyampaikan permintaan maaf atas penyebaran hoaks terkait KPPS yang meninggal karena diracun. Menurut Rahmat, saat itu ia hanya mengutip dari apa yang beredar di media sosial.

"Saya meminta maaf kepada aparat kepolisian RI dan kepada masyarakat, termasuk kepada KPU, bahwa saya tidak bermaksud menyebarkan hoaks," kata Rahmat saat ditemui di Masjid Al-Lathiif, Kota Bandung, Kamis malam.

Patroli Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri telah menemukan video ujaran hoaks terkait KPPS meninggal diracun yang diduga dilakukan oleh Rahmat Baequni. Awalnya, Rahmat Baequni bertanya mengenai fenomena meninggalnya ratusan petugas KPPS dalam Pemilu 2019. Rahmat menjelaskan, mereka meninggal karena diracun setelah ditemukan zat racun dalam cairan jasad petugas KPPS yang meninggal. 

"Bapak ibu, boleh saya cerita bapak ibu? Seumur-umur Pemilu dilaksanakan, jujur, boleh saya jujur? Nggak apa-apa ya? Bapak-bapak ada yang sudah senior, nggak sebut sepuh karena berjiwa muda. Seumur-umur kita melaksanakan Pemilu, pesta demokrasi, ada tidak petugas KPPS yang meninggal? Tidak ada ya? Tidak ada. Tapi kemarin, ada berapa petugas KPPS yang meninggal? 229 orang? Itu dari kalangan sipil, dari kepolisian berapa yang meninggal? Jadi total berapa? 390 orang meninggal. Sesuatu yang belum pernah terjadi dan ini tidak masuk di akal." 

"Bapak ibu sekalian, ada yang sudah mendapat informasi mengenai ini? Tapi ini nanti di-skip ya. Bapak ibu sekalian yang dirahmati Allah, ketika semua yang meninggal ini dites di lab, bukan diautopsi, dicek di lab forensiknya, ternyata apa yang terjadi? Semua yang meninggal ini, mengandung dalam cairan tubuhnya, mengandung zat yang sama, zat racun yang sama. Yang disebar dalam setiap rokok, disebar ke TPS. Tujuannya apa? Untuk membuat mereka meninggal setelah tidak dalam waktu yang lama. Setelah satu hari atau paling tidak dua hari."

"Tujuannya apa? Agar mereka tidak memberikan kesaksian tentang apa yang terjadi di TPS," kata Rahmat dalam video itu.

Saat ini, berkas laporan terkait dugaan penyebaran hoaks tersebut telah dilimpahkan ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Barat untuk diselidiki lebih lanjut. Karena video tersebut diduga berlokasi di daerah Jawa Barat. (Ant)

img
Gema Trisna Yudha
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan