Polda Jawa Timur telah menangkap enam pelaku pembakar Mapolres Tambelangan, Sampang Madura. Pelaku tersebut sudah dijadikan tersangka atas kericuhan yang berakibat pembakaran Mapolsek Tambelangan.
Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan mengaku selain enam pelaku, ada beberapa pelaku lainnya belum ditangkap karena masih bersembunyi di pondok pesantren di Sampang. Para ulama dan kiai Sampang siap membantu untuk menyerahkan pelaku lainnya.
"Enam orang sudah ditangkap dan kami tentukan menjadi tersangka. Kami saat ini masih melakukan pengembangan, dan para ulama, kiai siap bantu kita karena ada pelaku lainnya bersembunyi di pondok pesantren," ungkap Kapolda Luki usai melakukan pertemuan dengan ulama Sampang, Minggu (26/5).
Kapolda menegaskan, kepastian ulama dan kiai membantu polisi dalam mengusut tuntas ini sesuai kesepatakan bersama. Kapolda menilai kesepakatan ini dianggap penting untuk menindaklanjuti pengembangan penyelidikan dalam menangkap para pelaku.
"Alhamdulillah dalam pertemuan tadi ada titik temu dan didukung oleh para ulama dan habaib Sampang untuk membantu kita," tuturnya.
Polda sudah melakukan identifikasi para pelaku-pelaku. Untuk itu, kepolisian berkoordinasi dengan tokoh agama dan kiai agar pelaku mau menyerahkan diri.
Dukungan ulama
Sembilan ulama dari Sampang, Madura menyodorkan tiga poin kepada Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Luki Hermawan terkait pembakaran Mapolsek Tambelangan. Tiga poin itu disampaikan saat melakukan pertemuan tertutup selama dua jam di rumah dinas Kapolda.
Salah satu ulama dari Sampang, Kiai Buchori Maksum mengatakan, dalam pertemuan ini ada tiga poin yang disampaikan. Pertama, ulama Sampang ingin silaturahmi dalam rangka mempererat komunikasi dengan Kapolda.
"Kedua kami memberikan masukan kepada Kapolda terkait pembakaran Polsek Tambelangan ," ungkap Buchori usai pertemuan.
Kiai Buchori meminta agar polisi menindak tegas pelaku, terutama aktor utama pembakaran mapolsek Tambelangan, karena dinilai telah mencoreng nama ulama.
"Kapolda tidak boleh ragu-ragu untuk menegakkan hukum terhadap pelakunya. Karena telah mencoreng ulama di Sampang dan pemerintah," tegasnya.
Sedangkan poin terakhir, para ulama di Sampang siap bekerja sama dengan Polri dalam mengusut tuntas kasus tersebut. Para ulama sepakat tidak ingin ke depannya peristiwa itu terjadi lagi.
"Dengan bekerja sama dengan pemerintah dan polisi. Hal tersebut tidak terjadi lagi," pungkasnya.