Kepolisian akan mengganti nama dari Batalyon 120 yang merupakan kelompok besutan Wali Kota Makassar dan Kapolrestabes Makassar. Mereka menjadi perpanjangan tangan pemerintah daerah di Sulawesi Selatan dalam mengamankan daerah tersebut.
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Komang Suartana mengatakan, pergantian nama akan dilakukan untuk memberikan kesan humanis. Sebab, penggunaan nama ‘Batalyon’ menunjukkan ada kesan militer.
“Kami akan ubah nama yang lebih humanis,” kata Komang saat dikonfirmasi, Rabu (14/9).
Komang menyebut, penindakan hukum tetap berlaku meski kelompok ini dibentuk oleh wali kota dan kapolrestabes. Bahkan, kelompok ini sempat digeledah oleh Dantim Thunder Polda Sulsel, merupakan kegiatan rutin Dit Samapta Polda Sulsel dalam mengantisipasi wilayah kriminal.
“Walau Batalyon 120. Kalau melanggar kita tindak. Mereka salah dan ditindak. Semua sama di mata hukum,” ujarnya.
Ia menyampaikan, identitas dari Batalyon 120 yang menjadi perpanjangan tangan pemerintah daerah di Sulawesi Selatan dalam mengamankan daerah tersebut. Kelompok ini sempat digeledah oleh Dantim Thunder Polda Sulsel, merupakan kegiatan rutin Dit Samapta Polda Sulsel dalam mengantisipasi wilayah kriminal.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Komang Suartana mengatakan, anak-anak putus sekolah direkrut dan bertugas untuk menjaga keamanan dari anarki dan premanisme.
“Yon 120 merupakan anak-anak putus sekolah, yang belum ada pekerjaan, direkrut di binaan agar memiliki ketrampilan yang nanti bisa dipekerjakan,” kata Komang kepada Alinea.id, Rabu (14/9).
Ia menyampaikan, pekerjaan yang dimaksud secara khusus menjadi satuan pengamanan (satpam). Beberapa titik kantor akan menjadi pos pengamanan bagi Batalyon 120.
“Dijadikan satpam. Dilatih. Walikota punya teman banyak. Dijadikan satpam atau perusahaan lain. Itu yang disampaikan walikota. Kami polri melakukan pengawasan,” ujar Komang.
Komang menyebut, Batalyon 120 bertugas untuk turut serta dalam menjaga keamanan bersama polisi. Metode sosialisasi dan penyuluhan menjadi cara yang dipakai.
Sementara, penindakan tegas diambil oleh polisi. Apabila, kepolisian menemui senjata saat patroli berlangsung.
“Batalyon 120 tidak punya kewenangan. (Mereka) Ikut menjaga keamanan membantu polri persuasif. Kalau ada senjata yang digunakan. Kita fasilitasi. Mereka melakukan sosialisasi. Pendekatan-pendekatan. Itu teman-teman mereka juga. Pendekatan. Tidak ada (kewenangan). (Selayaknya) Antar temen. Posisi senjata Masih dikumpulkan. Dari sana ada rekan Samapta yang razia,” ujar Komang.
Sejumlah aparat kepolisian dari Polda Sulsel menggerebek ruko yang dijadikan sekretariat organisasi Batalyon 120 di Jl Korban 40.000 Jiwa, Makassar, Minggu.
Penggerebekan oleh tim Dantim Thunder Polda Sulsel itu, berhasil mengamankan puluhan anak panah busur, sejumlah sajam jenis parang, dan botol minuman keras (miras).
48 orang juga berhasil digelandang ke Mapolsek Tallo untuk diperiksa.