Polres Metro Jakarta Pusat telah menerima laporan penganiayaan yang menimpa wartawan detik.com bernama Satria Kusuma pada acara Malam Munajat 212, Kamis, (22/2) malam. Saat ini, polisi masih memburu pelaku penganiayaan yang diketahui menggunakan atribut organisasi keagamaan.
“Ya masih dikejar orangnya. Ada banyak indikasi orangnya yang sesuai dengan yang diberitakan oleh itu media,” kata Kabag Humas Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Purwadi di Jakarta pada Jumat, (22/2).
Purwadi menjelaskan, laporan diterima oleh Polres Jakarta Pusat pada Jumat 22 Februari 2019 sekitar pukul 00.15 WIB, dengan laporan perkara bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang dimuka umum.
Laporan itu tercatat dengan nomor 358/ K/II/2019/Restro Jakarta Pusat. Pelaku kekerasan yang dilaporkan terancam Pasal 170 KUHP.
Purwadi menjelaskan sampai saat ini pihaknya masih mengumpulkan sejumlah barang bukti di lapangan guna kepentingan penyelidikan. Pasalnya, saat kejadian anggota kepolisian tidak berada di lokasi penganiayaan.
"Karena kan kejadiannya malam itu anggota tidak di situ. Ada gak film-film atau foto-foto yang diambil dari teman-teman wartawan sebagai barang bukti? kita butuh dokumentasi untuk bisa mengungkapnya karena kita juga tidak tahu itu ciri-cirinya seperti apa," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, wartawan detik.com bernama Satria Kusuma mengalami penganiyaan oleh peserta Malam Munajat 212 saat sedang menjalani tugas peliputan di silang Monas. Insiden penganiayaan itu bermula ketika Satria tengah meliput acara Malam Munajat 212.
Di lokasi tersebut, Satria menyaksikan adanya kerumunan massa yang ternyata tengah menangkap copet. Melihat keadaan tersebut, Satria sontak mengeluarkan ponsel pintarnya untuk merekam kejadian tersebut. Namun belum lama merekam, Satria langsung dipiting oleh seseorang yang beratribut organisasi keagamaan. Ia pun diamankan dan digiring ke dalam tenda yang berada tak jauh dari lokasi.
Kepada Satria, kelompok tersebut meminta untuk menghapus video yang telah direkam sebelumnya. Awalnya Satria sempat menolak permintaan tersebut, namun karena terus dipaksa dan adanya intimidasi dari sejumlah orang tersebut, akhirnya Satria terpaksa menghapus video yang telah direkamnya itu.
Tak hanya menerima intimidasi, di dalam ruangan yang dikerumuni belasan orang berpakaian putih-putih itu, Satria juga sempat dicakar dan dipukul.