close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi senjata api. Foto: Pixabay
icon caption
Ilustrasi senjata api. Foto: Pixabay
Nasional
Selasa, 15 Februari 2022 20:53

Komnas HAM minta pengusutan penembakan warga Parigi secara profesional

Komnas HAM minta jajaran polisi evaluasi dari peristiwa di Parigi Moutong.
swipe

Komisi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) perwakilan Sulawesi Tengah (Sulteng) mendesak Polri mengusut secara transparan kasus penembakan peserta unjuk rasa di Parigi Moutong, Sulteng yang diduga karena ditembak anggota kepolisian.

Kepala Komnas HAM Kantor Perwakilan Sulawesi Tengah, Dedi Askary menuturkan, proses pemeriksaan dan penyitaan senjata api ini, harus benar-benar dilakukan secara terbuka dan transparan. Lebih jauh, kepada pimpinan Polri di jajaran Polres maupun jajaran Polda Sulteng diimbau mengambil pembelajaran berharga atas pengamanan massa aksi seperti itu.

 "Harus benar-benar dilakukan secara profesinal, bijak, dan manusiawi," katanya dalam keterangan resmi, Selasa (15/2).

Komnas HAM, kata dia, berharap pengamanan aksi unjuk rasa dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP). Bahkan, upaya preventif harus dilakukan agar tidak ada lagi blokade jalan.

"Langkah atau upaya preventif perlu dilakukan aparat keamanan agar hal seperti ini tidak terjadi. Aksi massa yang berujung chaos minggu dini hari kemarin dengan cara melakukan pemblokadean jalan Nasional Trans Sulawesi harusnya tidak lagi terjadi jika evaluasi atas pengamanan aksi-aksi sebelumnya dilakukan secara baik, termasuk identifikasi langkah aksi (pemblokadean jalan) pasti akan dilakukan sebagaimana aksi-aksi massa yang dilakukan sebelum-sebelumnya," ucapnya.

Terakhir diberitakan, 17 anggota Polres Parigi Moutong telah diperiksa buntut seorang warga yang tewas tertembak saat unjuk rasa terkait penolakan aktivitas pertambangan di Desa Khatulistiwa, Kabupaten Parigi Moutong. Selain itu, 13 pucuk senjata api yang disita oleh Propam Polda Sulteng dan Propam Polres Parigi Moutong digunakan dalam upaya saintifik. Tepatnya uji balistik untuk mencocokan atau membuktikan secara ilmiah sumber senjata api atau proyektil yang bersarang ditubuh Alm. Erfaldi. 

Sekedar informasi, aksi ribuan massa dari tiga kecamatan, Toribulu, Kasimbar dan Tinombo Selatan, menolak perusahaan tambang emas di Desa Khatulistiwa, Kecamatan Tinombo Selatan, Parigi Moutong, pada 12 Februari menyebabkan seorang mahasiswa, Erfaldi EL (21), tewas. Korban merupakan warga Tada, Tinombo Selatan tewas kena tembus timah panas.

Selain itu, sekitar 59 orang lain diamankan Polres Parimo dengan tuduhan melakukan pemblokiran jalan trans Sulawesi.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan