close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Tim Inafis Polda Metro Jaya melakukan olah tempat kejadian perkara di rumah kios yang menjadi lokasi perisitiwa pembunuhan satu keluarga, di kawasan Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11)./Antara Foto
icon caption
Tim Inafis Polda Metro Jaya melakukan olah tempat kejadian perkara di rumah kios yang menjadi lokasi perisitiwa pembunuhan satu keluarga, di kawasan Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11)./Antara Foto
Nasional
Rabu, 14 November 2018 11:37

Polisi interogasi 10 orang terkait pembunuhan satu keluarga di Bekasi

Polisi belum temukan indikasi yang mengarah pada pelaku pembunuhan.
swipe

Polda Metro Jaya menyatakan telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah orang dalam kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi. Mereka yang diperiksa adalah orang-orang berada di sekeliling korban dan lokasi kejadian.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, mengatakan pemeriksaan dilakukan dengan interogasi terhadap 10 orang. Interogasi dilakukan setelah polisi melakukan olah tempat kejadian perkara.

“Yang sudah di BAP dua, yang sudah diinterogasi dan dimintai keterangan 10 orang,” kata Argo di Jakarta, Rabu (14/11).

Argo menjelaskan, seluruh orang yang telah di BAP dan diinterogasi tersebut adalah orang-orang di sekitar korban, seperti keluarga, dan para tetangga. Kendati demikian, Argo menegaskan belum ada indikasi yang mengatah kepada pelaku pembunuhan.

Sementara itu, Kriminolog UI Iqrak Sulhin, berpendapat motif yang mendominasi kasus-kasus pembunuhan adalah problem interpersonal. Ia pun menduga pembunuhan satu keluarga di Bekasi, didasari adanya problem interpersonal antara pelaku dengan keluarga yang dibunuh.

“Kejadian yang di Bekasi itu memang saya tidak bisa mendahului proses penyelidikan kepolisian, tapi menurut saya itu bukan perampokan, tetapi memang motif pembunuhan,” ujarnya kepada reporter Alinea.id.

Iqrak menyebut, berbagai kasus pembunuhan satu keluarga yang pernah terjadi di Indonesia, didominasi oleh problem interpersonal seperti dendam, risak (bully) dan utang-piutang. Kerap kali, kata dia, pelakunya telah merencanakan aksi pembunuhan seperti itu.

Lebih lanjut Iqrak mengatakan, tren pembunuhan satu keluarga di Indonesia pada dasarnya tidak mengalami peningkatan yang signifikan, namun tidak juga mengalami penurunan.

“Standar aja, angkanya tidak naik ekstrem, tapi tidak turun juga,” ucapnya.

Ia pun mendorong Polri untuk mengusut pengungkapan kasus pembunuhan yang menewaskan sepasang suami-isteri dan dua orang anak itu. 

img
Ayu mumpuni
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan