Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, mengatakan pihaknya telah mengantongi identitas pelaku yang mengeksekusi Briptu Heidar. Dari penyelidikan polisi, identitas pelaku berinisial YM. Dia merupakan bagian dari Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata (KKSB).
“Penembak sudah dapat dipastikan merupakan salah satu anggota Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata (KKSB). Yang diduga melakukan eksekusi itu namanya berinisial YM. Dia merupakan bagian dari kelompok pimpinan G,” kata Dedi saat ditemui di Jakarta pada Selasa (13/8).
Dedi menjelaskan, pihaknya mengetahui JM adalah anak buah dari pimpinan kelompok G. Itu diketahui karena pelaku JM membunuh korban Briptu Heidar di lokasi kekuasaan G. “Daerah tersebut merupakan kekuasaan kelompok G,” ujar Dedi.
Dedi menuturkan, Briptu Heidar kemungkinan ditembak dari jarak dekat kurang lebih sekitar 50 meter. Dari lokasi penembakan Briptu Heidar dengan lokasi pertemuannya dengan Bripka Alfonso tidak jauh. Setelah menembak korban, KKSB langsung melarikan diri ke hutan menghindari pengejaran aparat keamanan.
“Jarak sekitar 50 meter. Setelah menembak melarikan diri ke hutan karena takut ditangkap,” ujar Dedi.
Dedi menjelaskan, Briptu Heidar yang merupakan anggota Polda Papua itu ditembak KKSB di Kabupaten Puncak, Papua, pada Senin, 12 Agustus 2019. Sebelum ditembak, Briptu Heidar sempat disandera KKSB sejak pukul 11.00 WIB.
Tak lama berselang, jenazah Briptu Heidar ditemukan tidak jauh dari lokasi penghadangan di Kampung Usir, dekat Kampung Mudidok, Kabupaten Puncak. Dedi menjelaskan, Briptu Heidar ketika itu menyambangi Kampung Usir untuk memeriksa dugaan tindak pidana yang dilakukan KKSB terkait penganiayaan, pengancaman, bahkan pemerkosaan.
Saat melakukan penyelidikan, Briptu Heidar ditemani rekannya, Bripka Alfonso Wakum. Keduanya menyamar tanpa membawa identitas dan senjata. "Senjatanya ditinggal dulu (karena) dia masuk wilayah yang sangat rawan," ujar Dedi.
Saat di tengah perjalanan, Heidar dipanggil temannya. Dia kemudian turun dari motor. Sementara Bripka Alfonso memilih menunggu di motor. “Saat (Briptu Heidar) dipanggil, tiba-tiba muncul KKSB dari Puncak Jaya dan langsung menyergap Briptu Heidar,” ujar Dedi.
Melihat Heidar ditangkap, Alfonso langsung melarikan diri ke mapolres setempat. Di kantor polisi, Alfonso melapor jika Briptu Heidar disandera KKB. Dedi menuturkan jarak dari jalan raya menuju tempat penyandaraan sekitar 100 meter.
“Briptu Heidar ini sempat berontak lalu kabur. Pada saat kabur itulah, dia (Briptu Heidar) ditembak,” tutur Dedi.