close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo. Antara Foto
icon caption
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo. Antara Foto
Nasional
Selasa, 01 Oktober 2019 15:27

Polisi lacak dugaan keterlibatan jajarannya soal grup WA anak STM

Dalam kondisi pascakerusuhan saat ini, banyak berseliweran berbagai propaganda di media sosial.
swipe

Pihak kepolisian mengaku bakal melacak dugaan keterlibatan jajarannya yang bergabung dalam grup jejaring media sosial Whatsapp pelajar STM. Polisi yang terlibat dalam grup itu disebut bakal diproses hukum jika ditemui adanya unsur tindak pidana. 

“Apabila dalam informasi tersebut diketemukan adanya tindak pidana, polisi akan memproses secara hukum. Kami juga akan menindak oknum polisi jika terbukti benar,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Jakarta pada Selasa (1/10).

Menurut Dedi, tangkapan layar gambar grup Whatsapp pelajar STM yang ramai beredar di media sosial itu belum bisa dipastikan kebenarannya. Jika grup tersebut yang membuat anggota polisi pun, kata dia, belum bisa juga dipastikan benar. Karena itu, pihaknya berjanji akan menyelidiki kasus ini. 

“Belum bisa dipastikan, kalau itu anggota polisi pun kan belum bisa dipastikan betul anggota atau bukan, dan narasinya saya belum baca, ada unsur perbuatan pidananya atau tidak,” ujarnya.

Lebih lanjut, Dedi mengatakan, unit Siber Bareskrim Mabes Polri saat ini tengah melakukan profiling untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut. Pasalnya, menurut Dedi, dalam kondisi pascakerusuhan saat ini, banyak berseliweran berbagai propaganda di media sosial.

Terlebih, Dedi menambahkan, akun-akun media sosial yang menyebarkan propaganda tersebut banyak yang anonymous atau tanpa nama identitas resmi. 

“Kita paham betul apa yang ada di media sosial itu. Karena sebagian besar adalah anonymous, narasi-narasi yang dibangun adalah narasi propaganda. Tentunya dari Direktorat Cyber Bareskrim sudah memprofiling,” tutur Dedi. 

Di samping melakukan pelacakan, polisi juga rencananya akan memberikan literasi digital kepada masyarakat luas melalui media sosial. Dedi menuturkan, pembekalan ini diperlukan untuk mencegah adanya provokasi yang marak terjadi di media sosial.

“Nanti jajaran multimedia akan membuat literasi digital agar masyarakat betul-betul cerdas dan bijak menggunakan sosmed," kata Dedi.

Sebelumnya, ramai beredar di media sosial beberapa gambar yang berasal dari tangkapan layar telepon seluler yang menunjukkan adanya grup-grup Whatsapp yang diduga gabungan dari sejumlah pelajar STM.

Namun demikian, setelah ditelusuri nomor-nomor yang tercantum dalam grup tersebut melalui Truecaller, sebuah aplikasi yang memiliki fitur identifikasi penelepon, pemblokiran panggilan, pesan kilat, rekaman panggilan, obrolan dan suara yang menggunakan internet, ditemukan fakta baru. 

Bahwa nomor-nomor yang tercantum di dalam grup tersebut anggota kepolisian. Sontak, temuan tersebut ramai dipergunjingkan oleh netizen hingga akhirnya viral. Belakangan, pihak-pihak yang menyebar foto-foto tersebut melalui media sosial menghapusnya.

img
Ayu mumpuni
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan