Pihak kepolisian menyatakan aksi teror pembakaran sejumlah kendaraan bermotor di Semarang, Jawa Tengah diduga telah direncanakan oleh pelaku sebelumnya. Pasalnya, pembakaran sejumlah kendaraan tersebut dilakukan cukup rapi. Polisi pun menyatakan tidak mudah memburu pelakunya.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Irjen Pol M. Iqbal, mengatakan pihaknya hingga kini masih melakukan pendalaman atas peristiwa teror pembakaran sejumlah kendaraan di daerah Kendal, Kabupaten Semarang dan Semarang Kota. Sejauh ini penyelidikan polisi mengarah kepada pemeriksaan rekaman CCTV dan sejumlah saksi.
“Tentunya melakukan penyidikan itu tidak gampang karena pelakunya diduga sangat mempersiapkan diri untuk melakukan aksinya. Karena itu, Polri masih terus melakukan penyidikan dan menelitinya. Untuk menemukan pelaku, Polda Jawa Tengah diback up oleh Bareskrim Polri,” kata Iqbal di Jakarta Senin (4/2).
Ia mengatakan, melalui rekaman CCTV penyidik akan mencari tahu adanya dugaan korelasi antara korban dan pelaku. Sayang, ia tidak menyebutkam secara rinci sudah berapa CCTV yang diperiksa untuk menghasilkan adanya titik terang dalam proses penyelidikan kasus tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Tengah, Kombes Agus Triatmaja mengungkapkan berdasarkan data yang diperolehnya sampai saat ini sudah ada 23 insiden pembakaran. Dari 23 peristiwa itu, Agus tak menjelaskannya secara rinci jumlah kendaraan yang dibakar pelaku.
“Ada 23 kejadian, satu di Ungaran Kabupaten Semarang, enam di Kendal, dan sisanya (16 kejadian) terjadi di Kota Semarang,” kata Agus.
Agus mengungkapkan dari 23 kejadian tersebut, ternyata tak semuanya aksi yang dilakukan pelaku sukses. Ada beberapa peristiwa yang hanya berupa percobaan pembakaran. Adapun kerugian yang ditimbulkan dari kejadian tersebut, pihak kepolisian belum dapat memastikannya.
Sementara itu, Krminolog Universitas Indonesia, Muhammad Mustofa, mengatakan meski terkesan rapi, pelaku pembakaran kendaraan di Semarang belum bisa dipastikan apakah berpengalaman atau tidak. Pasalnya, peristiwa teror tersebut belum pernah terjadi sebelumnya.
“Kalau berpengalaman ukurannya pernah terjadi dan dalam frekuensi yang banyak. Sementara ini baru. Polisi pun masih mengumpulkan bukti-bukti,” ujar Mustofa.
Namun demikian, ia tak menampik bila aksi pembakaran tersebut sudah direncanakan terlebih dahulu sebelumnya oleh pelaku. Jika demikian, itu artinya pihak kepolisian sudah memiliki gambaran terkait kasus tersebut. Terlebih jika pelakunya lebih dari satu orang, semestinya pengungkapan kasus ini bisa lebih mudah.
Adapun motif pelaku melakukan aksi nekatnya itu, Mustofa menilai ada banyak kemungkinan. Pertama, motif keuntungan. Artinya, ada kemungkinan kendaraan-kendaraan yang dibakar telah diasuransikan. Tak menutup kemungkinan bakal ada penggantian dari pihak asuransi.
Kedua, motif persaingan bisnis. Pihak kepolisian harus mencermati sejumlah merek kendaraan yang dibakar. Ketiga,hanya untuk menciptakan keresahan di masyarakat. “Karena itu, ini harus benar-benar dilihat bagaimana realitas sebenarnya yang terjadi,” kata Mustofa.