close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo. Antara Foto
icon caption
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo. Antara Foto
Nasional
Jumat, 16 Agustus 2019 07:30

Polisi minta bukti soal ratusan orang disebut meninggal dunia di Nduga

Masyarakat Nduga memilih mengungsi setelah TNI/Polri menggelar operasi militer mengejar Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata (KKSB). 
swipe

Pihak kepolisian meminta diberikan bukti terkait adanya informasi yang menyebut ratusan orang telah meninggal dunia selama lebih dari enam bulan mengungsi di Kabupaten Nduga, Papua. Diketahui, masyarakat Nduga memilih mengungsi setelah TNI/Polri menggelar operasi militer mengejar Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata (KKSB). 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, mempertanyakan bukti laporan Tim Kemanusiaan Kabupaten Nduga yang menyatakan sejak Desember 2018 hingga Juli 2019 terdapat 184 korban kemanusiaan di Nduga.

"Bisa dibuktikan tidak? Kalau punya bukti dilaporkan. Jadi, tidak boleh berasumsi, harus berdasarkan bukti," kata Dedi di Jakarta, Kamis (15/8).

Menanggapi permintaan masyarakat Papua untuk menarik pasukan TNI-Polri dari wilayah Nduga, Dedi mengatakan, justru kehadiran TNI dan Polri di Kabupaten Nduga untuk memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat.

"Kehadiran TNI-Polri mengamankan setiap jengkal Tanah Air Indonesia karena ini menyangkut kedaulatan negara. Negara harus hadir dan memberikan jaminan keamanan," ucapnya.

Menurut dia, sebelum TNI-Polri melakukan operasi, wilayah Nduga secara sistematis dan masif dikuasai oleh kelompok bersenjata, sehingga menjadikan wilayah itu tidak kondusif. Tindak kejahatan seperti pemerasan, intimidasi, penganiayaan, pembunuhan dan pemerkosaan oleh kelompok bersenjata kepada masyarakat disebutnya kerap tidak tertangani dengan baik.

"Mereka membangun markasnya di Nduga dan sudah diambil alih TNI-Polri. Mereka tidak bisa mengontrol lagi Nduga dan beberapa distrik, mereka melakukan hal seperti itu," ujar Dedi.

Sebelumnya, Tim Kemanusiaan Nduga menyebut operasi keamanan di Kabupaten Nduga telah mengakibatkan banyak korban meninggal dunia karena kelaparan dan minimnya fasilitas kesehatan di tempat pengungsian. Masyarakat Nduga banyak yang harus mengungsi ke hutan hingga ke beberapa kabupaten/kota lain.

Selain itu, berdasarkan laporan tim kemanusiaan, terdapat oknum TNI yang melakukan kekerasan dan membakar sekolah serta rumah warga. Untuk itu, tim kemanusiaan meminta pada pemerintah untuk menarikan TNI-Polri dari Nduga.

Penarikan pasukan TNi dan personel polisi dinilai perlu karena operasi keamanan di Nduga apabila terus berlangsung, justru dinilai menghasilkan ketidakstabilan dan semakin banyak jatuhnya korban jiwa di tempat pengungsian.

img
Tito Dirhantoro
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan