Polda Papua memastikan tidak ada laporan pengaduan masyarakat tentang penculikan anak. Isu ini sempat menjadi pemicu kerusuhan di Wamena.
Direktur Kriminal Umum Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani mengatakan, isu ini pun sempat meresahkan masyarakat. Maka dari itu, pihaknya memberikan perhatian serius dengan penyelidikan terhadap kebenaran informasi tersebut.
“Kami belum menerima adanya laporan pengaduan masyarakat tentang anak yang diculik. Dan dari hasil penyelidikan kami belum ada kasus penculikan anak yang dibuktikan dengan adanya bukti-bukti yang sah,” katanya dalam keterangan, Kamis (2/3).
Faizal pun tidak ingin berhenti sampai di sini. Ia berharap masyarakat dapat melaporkan kasus penculikan anak tersebut. Ia juga meminta masyarakat untuk tidak main hakim sendiri bila kasus itu ditemukan.
“Apabila jika ada kasus penculikan anak tersebut, kami berharap agar dapat menyerahkan kepada petugas kepolisian untuk di proses. Bukan berarti langsung main hakim sendiri karena nantinya dapat menimbulkan masalah baru yang akan merugikan kita semua” ujarnya.
Sebelumnya, Kepolisian Resor Jayawijaya dan Polda Papua tengah mendalami peristiwa kericuhan di Kampung Sapalek, Jalan Trans Irian, Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Kericuhan itu terjadi pada pukul 12.30 WIT. Kericuhan ini dipicu adanya kasus penculikan anak.
Benny menyebutkan, pihaknya mendapatkan informasi ada sebuah mobil tujuan Kampung Yomaima yang ditahan oleh masyarakat di Kampung Sinakma. Sopir mobil tersebut diduga penculik anak itu.
“Sopir mobil tersebut diduga adalah oknum penculikan anak sehingga ini yang membuat kehebohan di tengah masyarakat,” ujarnya.
Sementara, Kapolres Jayawijaya AKBP Hesman S. Napitupulu mengatakan, isu ini sempat merambah hingga menjadi penyerangan kepada aparat Kepolisian. Padahal, polisi saat itu tengah berupaya menenangkan masyarakat yang sudah termakan informasi tersebut.
Polisi sempat memberikan tembakan peringatan untuk mengurai kericuhan. Sayangnya, tembakan peringatan itu tidak diindahkan oleh massa.
“Saat berusaha menenangkan massa, kami diserang dengan batu,” kata Hesman.