close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi. Dokumentasi Polda Jateng
icon caption
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi. Dokumentasi Polda Jateng
Nasional
Senin, 26 September 2022 13:49

Polisi periksa 7 saksi ledakan di Asrama Polisi Sukoharjo

Saksi-saksi yang diperiksa merupakan pengirim dan penerima paket serta Satuan Intelkam Polresta Surakarta.
swipe

Kepolisian telah memeriksa pengirim dan penerima paket terkait ledakan di dekat Asrama Polisi (Aspol) Arumbara, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng), pada Senin (26/6). Pemeriksaan juga dilakukan terhadap Satuan Intelkam Polresta Surakarta.

Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi, mengatakan, totalnya ada 7 saksi yang telah diperiksa. Pengirim merupakan sebuah CV di Indramayu, Jawa Barat (Jabar), dan membenarkan melakukan pengiriman paket tersebut.

"Sementara dari pihak penerima, membenarkan pernah memesan paket sebanyak 2 kali. Sedangkan dari anggota Sat Intelkam Polresta Surakarta, membenarkan telah melakukan operasi pengamanan barang bukti," katanya dalam keterangan, Senin (26/9).

Karenanya, Luthfi menegaskan, ledakan di dekat Aspol Arumbara tidak terkait aksi terorisme. Sampel barang bukti sudah diamankan dan sisanya dimusnahkan (disposal). 

"Dipastikan bukan bom dan tidak terkait terorisme," ujarnya.

Luthfi menambahkan, paket sudah diurai tim penjinak bom dan diwadahkan ke dalam 6 kantong plastik klip. Setelah diurai, ditemukan sumbu petasan.

"Dua kantong sisihkan untuk barang bukti, yang 4 kita disposal tadi malam," ucapnya.

Luthfi juga meminta masyarakat tak khawatir dengan insiden tersebut. Apalagi, barang yang meledak merupakan paket yang diamankan sejak 2021.

Di sisi lain, kepolisian belum mengetahui alasan Bripka Dirgantara membawa paket tersebut. Kendati demikian, situasi di lokasi telah berjalan normal.

"Proses identifikasi Inafis maupun Labfor sudah selesai dan tidak ada kejadian yang menonjol di wilayah Sukoharjo, termasuk masyarakat sekitar sudah melaksanakan aktivitas seperti biasa," tuturnya. 

Menurutnya, korban masih ditangani tim medis RS dr. Moewardi. Luka bakar, yang mencapai 37%, sudah dalam penanganan dokter, tetapi belum bisa dimintai keterangan. Pun belum dapat dipastikan adanya unsur kelalaian.

"Jadi, saya tegaskan, bahwa terkait dengan anggota yang mau memusnahkan kemudian menjadi korban akan secara jelasnya setelah sembuh, apakah itu ada unsur lalainya, apakah anggota salah prosedur, dan sebagainya setelah anggota dilakukan pemeriksaan karena yang bersangkutan masih sakit," tandasnya.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan