Kepolisian menyoroti kejahatan transnasional yang saat ini ancaman serius bagi semua negara di kawasan Asia Tenggara. Belum lagi, dengan isu Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang timbul belakangan ini.
Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto mengatakan, terdapat sepuluh isu kejahatan transnasional yang menjadi sorotan. Selain TPPO, ada juga perdagangan gelap narkotika, terorisme, kejahatan siber, penyelundupan senjata, perdagangan gelap satwa liar dan kayu, pencucian uang, kejahatan ekonomi, pembajakan di laut, dan penyelundupan manusia.
“Semua isu yang dibahas adalah masalah kita bersama, menjadi tanggung jawab pihak kita untuk saling membantu, saling mengisi dan bekerja sama baik melalui jalur formal, terlebih bila bisa ditempuh secara informal, terutama dalam penanganan kejahatan yang melibatkan pelaku dari berbebagai anggota ASEAN,” kata Agus dalam keteranganya, Rabu (21/6).
Menurut dia, kejahatan transnasional membuat sendi pemerintahan global menjadi lemah. Apalagi, kejahatan transnasional masih menjadi ancaman serius bagi semua negara di kawasan Asia Tenggara.
Dia menyebut, dalam kejahatan transnasional ini, bukan hanya merugikan bagi masyarakat saja tapi juga membuat sendi pemerintahan dunia menjadi lemah. Hal tersebut dikatakan saat pertemuan penegak hukum negara Asean atau Senior Officials Meeting on Transnational Crime (SOMTC) ke-23, di Royal Ambarukmo, Yogyakarta.
"Kejahatan lintas negara melemahkan sendi-sendi pemerintah global dan regional, sekaligus mengancam keselamatan publik serta menjadi tantangan serius bagi kita menciptakan kawasan aman dan sejahtera,” ujarnya.
Atas pembahasan tersebut, jenderal bintang tiga ini mengharapkan pembasahan pada pertemuan ini dapat diadopsi untuk disampaikan dalam KTT Asean yang akan dihadiri Pimpinan Asean pada September 2023. Dia pun berharap agar semangat Asean dalam pertemuan ini akan membuahkan hasil yang bermanfaat untuk memperkuat kolaborasi melawan kejahatan transnasional di kawasan Asean.
“Kami respons terhadap situasi tersebut, karena kita semua akan terlibat secara aktif maupun produktif dalam pembahasan yang tidak hanya antar negara Asean saja, namun juga melibatkan negara mitra dialog yang memiliki kesamaan pandangan dengan kita tentang ancaman kejahatan transnational bagi negara, dan masyarakat,” ucapnya.
Terkait hal ini, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni, menyambut baik atas udaha Polri yang sudah aware dan punya visi jelas dalam menghadapi kejahatan transnasional. Di tengah banyaknya kasus yang harus ditangani di dalam negeri, kadang memang kejahatan yang melibatkan pelaku dari negara lain ini kurang mendapat perhatian.
“Padahal, metodenya bisa dibilang sangat canggih. Jenis kejahatan seperti narkoba dan terorisme, jelas-jelas sangat membahayakan stabilitas nasional. Selain itu, penting sekali merapatkan barisan dengan instansi intelijen dan kepolisian dari negara lain,” kata Sahroni beberapa waktu lalu.