close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Petugas kepolisian menembakkan gas air mata ke arah massa aksi saat bentrok usai unjuk rasa. Antara Foto
icon caption
Petugas kepolisian menembakkan gas air mata ke arah massa aksi saat bentrok usai unjuk rasa. Antara Foto
Nasional
Selasa, 01 Oktober 2019 13:47

Polisi tuding pedemo yang lari ke rumah sakit kelompok radikal ekstrem

Polisi mengaku telah dijebak agar mengejar demonstran hingga ke dalam area Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta Barat.
swipe

Pihak kepolisian menuding kelompok radikal ekstrem turut serta dalam aksi unjuk rasa menolak revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan RUU KUHP. Kelompok ini merupakan massa yang lari saat demonstrasi berujung kerusuhan. Mereka sengaja masuk ke sejumlah tempat, seperti masjid dan rumah sakit.

Demikian disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Polisi Dedi Prasetyo. Dedi menjelaskan, pihaknya perlu menyampaikan hal tersebut untuk menanggapi protes masyarakat lantaran aparat kepolisian dianggap bertindak represif dalam menangani demonstrasi.

Menurut Dedi, anggota Brimob yang mengejar demonstran hinga ke dalam area Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta Barat, telah dijebak. Dedi menuturkan, para perusuh yang disebutnya kelompok radikal ekstrem itu telah merancang agar mereka melarikan diri ke dalam rumah sakit, untuk kemudian dikejar aparat keamanan.

Saat dilakukan pengejaran oleh aparat itulah, lanjut Dedi, kemudian sebagian dari perusuh tersebut merekamnya. Setelah itu, rekaman pengejaran oleh polisi kepada massa itu disebarkanluaskan melalui jejaring media sosial. 

“Mereka memang menyetting masuk RS, masuk ambulans, masuk tempat ibadah, masuk hotel, ke tempat publik agar aparat terpancing. Itu kemudian diviralkan oleh yang mengambil video,” kata Dedi di Humas Polri, Selasa (1/10).

Dedi menuturkan, agenda menjebak tersebut telah diketahui oleh Polri. Menurutnya, pola demikian merupakan tindakan yang dilakukan oleh kelompok radikal ekstrem. Namun demikian,  Dedi tidak menyebut secara gamblang kelompok ekstrem yang dimaksud dan dianggap berperan dalam kerusuhan di kawasan Gedung DPR/MPR.

“Itu setting propaganda radikal ekstrem,” ujar Dedi.

Sebelumnya diberitakan, aparat keamanan melakukan pengejaran kepada massa pada aksi demonstrasi yang berlangsung pada Senin (30/9). Aparat kepolisian mengejar para perusuh dari kawasan Gedung DPR/MPR hingga meluas ke daerah lainnya. Bahkan aparat keamanan mengejar massa hingga masuk ke dalam area rumah sakit dan fasilitas publik lainnya.

Namun, pada pukul 01.00 WIB para pengunjuk rasa mulai membubarkan diri setelah terlibat bentrok dengan aparat keamanan. Massa membubarkan diri setelah dipukul mundur oleh aparat keamanan menggunakan tembakan gas air mata.

img
Ayu mumpuni
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan