close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Politikus PKS, Fahmi Alaydroes, menyoroti sedugang problematika pendidikan nasional pada momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Dokumentasi DPR
icon caption
Politikus PKS, Fahmi Alaydroes, menyoroti sedugang problematika pendidikan nasional pada momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Dokumentasi DPR
Nasional
Selasa, 02 Mei 2023 11:11

Hardiknas, politikus PKS soroti segudang problematika pendidikan nasional

Fahmi Alaydroes berpendapat, pelaksanaan mandat Pasal 31 ayat (3) UUD 1945 masih jauh dari harapan.
swipe

Anggota DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahmi Alaydroes, menilai, pendidikan nasional masih banyak menuai masalah dan tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Hal itu disampaikannya sebagai refleksi Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), yang diperingati setiap 2 Mei. 

"Sebagaimana amanah UUD 1945 Pasal 31 ayat (3), yang mewajibkan pemerintah untuk menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, masih jauh dari harapan," ujarnya dalam keterangannya, Selasa (2/5). 

Fahmi menyoroti beberapa permasalahan yang masih berkelindan, kusut, dan gaduh di seputar penyelenggaraan pendidikan nasional. Misalnya, rekrutmen dan pengadaan guru yang belum merata serta kompetensi dan kesejahteraan tenaga pengajar. 

Selain itu, pendidikan nasional semakin runyam dengan perubahan kurikulum yang tidak direncanakan secara saksama dan bersama. Guru yang tidak cukup dan tidak siap menghadapi perubahan kurikulum menjadikan proses pembelajaran tidak optimal bahkan kehilangan arah dan fokus.

Fahmi juga menyinggung pemerataan perbaikan pendidikan nasional yang kian runyam. Kondisi akses serta sarana dan prasarana (sapras) sekolah banyak yang rusak hingga tidak layak. 

Menurutnya, lemahnya koordinasi dan kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda) serta swasta penyelenggara pendidikan menjadi salah satu faktor kegagalan membenahi tata kelola pendidikan nasional.

"Kini, mutu pendidikan nasional kita merosot, tertinggal lumayan jauh dari negara-negara tetangga. Minat dan kemampuan membaca kita rendah, kemampuan numerasi/sains kita juga rendah, tambahan pula pendidikan karakter/moral hanya sebatas jargon saja. Profil pelajar Pancasila, kenyataannya tidak jelas, tidak terarah!" kritik Fahmi.

Lebih jauh, Fahmi mengklaim PKS siap memperbaiki kualitas pendidikan nasional sebagai "panglima pembangunan" agar menjadikan Indonesia bermartabat. Harapannya, tercipta anak bangsa yang berkompeten.

img
Ayu mumpuni
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan