Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri akan mendalami peristiwa kelangkaan biosolar atau solar bersubsidi di sejumlah daerah. Kelangkaan ini lagi-lagi meresahkan masyarakat setelah minyak goreng sempat menjadi fenomena.
Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Kombes Gatot Repli mengatakan, penyidik akan berupaya berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait. Hal itu dilakukan sejalan dengan pendalaman peristiwa tersebut, sehingga langkah penindakan yang diambil pun akan sesuai.
“Bareskrim tentunya akan melakukan pendalaman dan berkoordinasi dengan stakeholder terkait,” kata Gatot kepada Alinea.id, Kamis (31/3).
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menduga adanya penyelewengan penggunaan solar subsidi yang menjadi salah satu penyebab terjadinya kelangkaan solar subsidi. Ia menduga penyelewengan itu oleh industri besar pada perusahaan tambang dan sawit.
Menurutnya, hal tersebut nampak dari meningkatkan penjualan solar hingga mencakup 93%, sementara penjualan solar non-subsidi atau Dex Series menurun menjadi hanya 7%.
Nicke memastikan, hingga saat ini Pertamina terus mendistribusikan solar subsidi. Supaya, mengurai antrian panjang kendaraan yang terjadi di sejumlah SPBU.
Disebutkan, penyaluran Biosolar per Februari 2022 sudah melebihi kuota sekitar 10 persen. Padahal, seharusnya hanya 2,27 juta kilo liter menjadi 2,49 juta kilo liter.
Ia mengakui, pihaknya membutuhkan petunjuk teknis dari pemerintah, seperti Keputusan Menteri, untuk bisa mengantisipasi potensi penyelewengan solar subsidi. Hal ini guna memastikan penyaluran solar subsidi bisa tepat sasaran, sehingga tidak mengalami kelangkaan.