close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi Pixabay.
icon caption
Ilustrasi Pixabay.
Nasional
Selasa, 21 Juni 2022 12:51

Polri beberkan target penangkapan teroris

Densus 88 Antiteror tengah mengembangkan JAD Bima.
swipe

Polri membuka peluang adanya tersangka lain pasca penangkapan tiga teroris di Bima, Nusa Tenggara Barat. Ketiga orang itu diketahui bagian dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, penyidik kini mendalami keterlibatan tiga tersangka itu. Hasil pendalaman diharapkan dapat berguna untuk operasi penangkapan selanjutnya.

"Polri sedang melakukan pendalaman terhadap tiga tersangka teroris jaringan JAD itu, karena tidak menutup kemungkinan ada tersangka baru," kata Dedi di Mabes Polri, Selasa (21/6).

Sebelumnya, Kabag Banops Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan, dua dari tiga tersangka yang ditangkap di Bima, NTB, pada Minggu (19/6) merupakan mantan narapidana terorisme (napiter). Tiga tersangka teroris JAD yang ditangkap di Bima, NTB, yakni berinisial SO, AS, dan MA.

Salah satu terorisnya berinisial S alias SO yang pernah ditangkap pada 2013 dan bebas pada Desember 2019.

SO disebut Aswin pernah mengikuti pelatihan militer pada April hingga Mei tahun 2012. Pelatihan itu dilakukan oleh eks pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso.

SO juga sempat ikut dalam proses merakit bom lontong yang meledak di Pos Polisi Smaker, Kasintuwu, Poso Kota Utara, pada 22 Oktober 2012. Tak hanya itu, dia juga sempat menyembunyikan informasi mengenai keberadaan Santoso saat Santoso masih menjadi buronan.

Teroris kedua yaitu AS alias A yang merupakan napiter yang bebas pada Februari 2020. AS ditangkap saat itu karena menyembunyikan buronan teroris bernama Fajar yang terlibat penembakan anggota polisi di Bima.

AS ditangkap kembali karena menyebarkan paham Daullag kepada kelompok JAD di Bima. Dia juga aktif mengikuti pelatihan fisik bersama kelompoknya.

Tersangka terakhir yakni MH. MH berperan aktif mengikuti kajian-kajian yang dilakukan oleh SO dimana manteri yang dibahas berkaitan dengan paham Daullah.

JAD merupakan salah satu dari tujuh kelompok terorisme yang diawasi pemerintah. Sepanjang tahun 2020, Densus 88 Antiteror Polri menangkap sebanyak 118 orang tersangka tindak pidana terorisme dari kelompok ini, sedangkan tahun 2021 ada 8 orang yang ditangkap.

Kelompok militan ini dilaporkan memiliki keterkaitan dengan peristiwa pengeboman di Surabaya (Jawa Timur) tahun 2018 dan pengeboman di Gereja Makassar (Sulawesi Selatan) tahun 2021. Kelompok ini berafiliasi dengan organisasi teroris ISIS.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan