close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Penampakan sebuah rumah yang habis dibakar oleh terduga pelaku dari MIT jaringan Ali Kalora di Desa Lembatongoa, Kabupaten Sigi, Sulteng. Twitter/@jayapuraupdate
icon caption
Penampakan sebuah rumah yang habis dibakar oleh terduga pelaku dari MIT jaringan Ali Kalora di Desa Lembatongoa, Kabupaten Sigi, Sulteng. Twitter/@jayapuraupdate
Nasional
Minggu, 29 November 2020 14:23

Polri didesak tangkap dan tindak pelaku pembunuhan di Lemban Tongoa Sigi

Pemuda Muhammadiyah berpendapat, aksi keji tersebut mencabik-caik rasa persatuan dan kesatuan.
swipe

Pemuda Muhammadiyah mendesak aparat kepolisian segera menangkap dan menindak pelaku pembunuhan terhadap empat orang dalam satu keluarga di Dusun Tokeleme, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi tengah (Sulteng).

"Aparat kepolisian harus segera melacak, menangkap, dan menindak tegas pelaku kejahatan kemanusian yang terjadi pada saudara kita umat Kristen di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah," ujar Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto, dalam keterangannya, Minggu (29/11).

Baginya, insiden pembunuhan tersebut merupakan tindakan keji yang mencabik-cabik rasa persatuan dan kesatuan. Segala kekerasan yang berujung hilangnya nyawa umat manusia harus diperangi bersama. 

"Terlebih, dari keterangan aparat keamanan, ada indikasi keterlibatan jaringan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso," jelasnya.

Menurut Sunanto, polisi juga perlu memberikan informasi yang gamblang untuk mengatasi disinformasi yang dapat memperkeruh suasana dan memicu masalah baru. Sebab, informasi di media sosial berpotensi menjadi "alat ledak" perusak peradaban karena hoaks.

Guna mencegah kekerasan meluas pada konflik horizonal yang bermuatan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), Sunanto pun meminta masyarakat menahan diri dan tak mengeluarkan pernyataaan provokatif yang berpotensi memanaskan suasana. 

"Para tokoh masyarakat, tokoh agama di seluruh lini harus menjadi 'ujung tombak' dalam upaya perdamaian, kerukunan umat, dan menyatukan bangsa," tutur dia.

Sunanto pun mengajak seluruh tokoh bangsa membantu pemerintah "mendinginkan suasana", baik di jagat media sosial maupun media elektronik. "Tujuannya, untuk mencegah terjadinya benturan umat yang bermotif SARA."

Satu keluarga di Desa Lembatongoa dibunuh pada Jumat (27/11). Sebuah rumah juga dibakar. Dikabarkan dilakukan MIT di bawah pimpinan Ali Kalora.

Empat jenazah yang ditemukan aparat kepolisian di lokasi dalam kondisi tewas karena dipotong, dipenggal, dan dibakar. Penduduk Lemban Tongoa, yang dihuni sekitar 40 kepala keluarga (KK), telah mengungsi akibat kejadian itu.

Berdasarkan keterangan saksi yang dihimpun kepolisian, para pelaku berjumlah 10 orang. Mereka datang melakukan teror dengan membakar tujuh rumah dan membunuh empat orang.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Awi Setiyono, menambahkan, para pelaku membawa senjata saat melakukan teror. "Tiga orang bawa senpi (senjata api) laras panjang, satu dan dua senpi genggam," ucapnya via keterangan resminya, Sabtu (28/11). 

img
Achmad Al Fiqri
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan