Anggota Komisi III DPR, Taufik Basari, mendorong Polri mengusut tuntas kasus polisi tembak massa aksi di area perusahaan PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) 1 di Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), pada Sabtu (7/10). Akibat keberingasan aparat, seorang warga meninggal dunia dan dua lainnya terluka.
"Usut tuntas dan transparan. Harus dipastikan pelakunya ditangkap dan diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku," ujarnya dalam keterangannya.
Demonstrasi dilakukan warga yang menuntut haknya. Sebab, PT HMBP hingga kini belum merealisasikan plasma sawit 20% dan pengembalian lahan di luar hak guna usaha (HGU).
Tobas, sapaannya, berpendapat, anggota polisi yang dikerahkan dalam mengawal aksi tersebut melanggar prosedur. Pangkalnya, aparat mestinya tidak dipersenjatai dan dilengkapi peluru tajam saat pengamanan demonstrasi.
Selain itu, politikus Partai NasDem ini juga mendesak Polri memperbaiki hubungannya dengan warga. Tujuannya, meminimalisasi risiko ke depannya.
"Jangan sampai menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Juga perlu dikaji akar masalahnya dan Polri membantu menyelesaikannya tanpa ada kekerasan," ucap Tobas.
Dalam aksi tersebut, kepolisian juga menangkap 20 massa. Dalihnya, mereka membawa senjata api, ketapel, dan sebagainya.