Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, berkoordinasi dengan beberapa negara di Asia Tenggara (ASEAN) menyusul terjadinya pembakaran pesawat Susi Air di Lapangan Udara Paro, Nduga, Papua, pada Selasa (7/2). Langkah dengan skema police to police ini dilakukan untuk mencari pelaku.
"Untuk mempermudah pencarian para pelaku dalam skema police to police, saat ini kami sedang berkeliling ke beberapa negara di ASEAN," kata Sigit dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (7/2).
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) pimpinan Egianus Kogoya sebelumnya mengaku bertanggung jawab atas pembakaran pesawat Susi Air di Nduga, Selasa pagi. Bahkan, menyandera pilot asal Selandia Baru dan penumpang.
"Terkait pilot dan penumpang yang diamankan oleh KKB, saat ini sedang dalam pencarian tim gabungan," ujar Sigit.
Sementara itu, Polda Papua mengungkapkan, pesawat Susi Air bernomor registrasi PK BVY yang dibakar rencananya hendak mengevakuasi pekerja puskesmas yang sempat diancam. Angkutan itu dikerahkan Polda Papua.
"Ada pengancaman terhadap pekerja puskesmas. Kita berusaha untuk evakuasi. Namun, kemarin, pesawat yang kita kirim tadi pagi, ya, dibakar," kata Kapolda Papua, Irjen Mathius D. Fakhiri, di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, pada Selasa (7/2).
Polda Papua hingga kini masih melakukan pendalaman atas kasus tersebut. Hingga mendapatkan informasi yang pasti, penyidik belum ingin memberikan komentar.
"Ya, ada gangguan sedikit dari kelompok bersenjata," ucapnya.