close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Penampakan sejumlah pertokoan Jompo ambruk di Jalan Sultan Agung, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (2/3)/Foto Antara/Seno.
icon caption
Penampakan sejumlah pertokoan Jompo ambruk di Jalan Sultan Agung, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (2/3)/Foto Antara/Seno.
Nasional
Senin, 02 Maret 2020 14:07

Polri kerahkan tim usut amblesnya jalan di Jember

Sebanyak tujuh orang diperiksa terkait amblesnya Jalan Sultan Agung.
swipe

Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) membentuk tim khusus untuk mengusut peristiwa amblesnya Jalan Sultan Agung, Kabupaten Jember, Senin (2/3) dini hari tadi.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Timur, Kombes Pol Trunoyudho Wisnu Andhiko mengatakan, tim yang telah dibentuk telah turun ke lokasi untuk melakukan penyelidikan.

Hingga kini, penyidik masih melakukan lidik atas penyebab amblesnya jalan itu. “Iya dari Direktorat Reskrimsus bentuk tim khusus. Tim sudah ke TKP,” kata Trunoyudho saat dikonfirmasi dari Jakarta, Senin (2/3).

Menurut Trunoyudho, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi di lokasi. Kemudian penyidik juga masih akan memeriksa saksi-saksi dari instansi terkait.

“Saksi dari pemilik sudah tujuh orang diperiksa,” ujar Trunoyudho.

Sebanyak sepuluh rumah toko dilaporkan ambruk akibat amblesnya jalan tersebut sepanjang sekitar 94 meter, dan lebar sekitar 10 meter dini hari tadi.

"Ada 10 rumah toko ikut terbawa longsor dan beberapa rumah toko lainnya juga berpotensi rawan ambruk," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Heru Widagdo di Jember.

Heru menjelaskan, kejadian tersebut juga menyebabkan jaringan pipa PDAM, PLN, dan jaringan Telkom putus.

"BPBD Jember merekomendasikan untuk pengosongan sisa ruko yang terdampak yang masih berpenghuni, kemudian sesegera mungkin penanganan agar tidak menghambat aliran sungai, serta perbaikan jaringan PDAM, PLN dan Telkom yang rusak," katanya.

Sementara salah seorang penyewa rumah toko yang ambruk Bobby Rahadian mengatakan rumah toko tersebut digunakan sebagai studio foto dan bangunan tersebut sudah ditinggalkan sejak setahun lalu saat terjadi retakan tanah.

"Kami sudah tidak menempati rumah toko tersebut sejak setahun lalu karena retakan di beberapa bangunan yang sangat membahayakan, bahkan sejumlah properti studio sudah dipindahkan," tuturnya.

Informasi yang dihimpun, sebanyak 10 rumah toko ambruk dan 10 rumah toko lainnya terancam ambruk karena kondisi bangunan sudah tidak stabil, sehingga harus dikosongkan. 

img
Ayu mumpuni
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan