Polri memastikan narapidana terorisme (napiter) asal Solo bernama Bagus Kurniawan (26) meninggal dunia di RS Polri Raden Sukamto Kramat Jati, Jakarta Timur karena menderita sakit.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Awi Setiyono menjelaskan, Bagus mengeluhkan mual, meriang, dan muntah pada Senin (1/6). Kemudian, tim medis Rutan Mako Brimob Cikeas, Jawa Barat melakukan pengecekan.
Atas pemeriksaan tim medis rutan, Bagus dirujuk ke RS Polri Raden Sukamto Kramat Jati, Jakarta Timur. Saat tiba di instalasi gawat darurat (IGD), dilakukan pemeriksaan dan tidak lama kemudian dipindahkan ke ruang rawat inap.
"Dari hasil rontgen dada, terlihat adanya cairan di pleura kanan dan langsung mendapat terapi sesuai klinis," ujar Awi dalam keterangan resminya, Sabtu (6/6).
Awi menyatakan, Bagus sempat mengalami peningkatan suhu tubuh hingga 38,3 derajat Celcius. Bagus juga mengalami sesak napas dan penurunan kesadaran.
"Pasien lalu meninggal dengan diagnosa prolong fever+sepsis susp, meningitis+efusi plura. Penyebab kematian pasti disarankan untuk pemeriksaan dalam autopsi," ucap Awi.
Jenazah Bagus akhirnya dimakamkan di kampung halamannya di Sukoharjo, Jawa Tengah. Namun, keluarga menolak untuk dilakuikan autopsi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Bagus Kurniawan diketahui ditangkap Densus 88 Antitetor Mabes Polri di Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, 18 November 2019 lalu.