Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, Polri mengapresiasi terpilihnya Firli Bahuri sebagai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Firli menjadi satu-satunya perwakilan Polri yang lolos hingga tahap akhir seleksi calon pimpinan KPK.
"Polri sangat menghargai, kemudian memberikan apresiasi kepada anggota DPR RI yang telah menentukan dengan cara demokratis, transparan," kata Dedi di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Jumat (13/9).
Dia meyakini, proses seleksi calon pimpinan KPK telah berlangsung sesuai mekanisme sejak tahap awal dilakukan panitia seleksi. Setiap tahapan seleksi, Dedi melanjutkan, juga dilakukan secara akuntabel dan tranparan, sehingga semua pihak harus menghormati apapun hasilnya.
Menurut Dedi, terpilihnya Firli sebagai pimpinan KPK tak akan mengganggu soliditas di antara kedua lembaga penegak hukum. Hubungan KPK-Polri, kata Dedi, terus terjalin dengan baik meski terus menerus dihinggapi isu "perang dingin".
"Saat ini hubungan antara Polri dan KPK sudah sangat solid dalam hal gakkum (penegakan hukum) terhadap pemberantasan korupsi. Juga sangat baik hubungannya, mulai dari proses penangkapan, penyitaan, penggeledahan, dan supervisi kasus yang ditangani," ucap Dedi menuturkan.
Terkait dugaan pelanggaran kode etik yang dituduhkan kepada Firli, Dedi untuk kesekian kalinya menampik dan menyebutnya sekedar dugaan.
Dedi juga menyatakan Firli mengakhiri jabatannya di KPK bukan karena dipulangkan akibat kinerjanya yang buruk, melainkan ditarik Polri untuk mengisi kekosongan jabatan di Polda Sumatera Selatan.
Selain lolos sebagai pimpinan, Firli ditetapkan sebagai Ketua KPK periode 2019-2023 pada Jumat (13/9) dini hari. Ia mendapat suara terbanyak dalam voting yang dilakukan, yaitu 56 suara.
Adapun empat orang lainnya, yaitu lexander Marwata, mendapat 53 suara, Nurul Ghufron 51 suara, Nawawi Pamolango 50 suara, dan Lili Pintauli Siregar 44 suara.