close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady. Dokumentasi Polda Papua.
icon caption
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady. Dokumentasi Polda Papua.
Nasional
Selasa, 14 Maret 2023 11:09

Polri usut kasus kematian tidak wajar dokter Mawarti di Papua

Penyelidikan kematian dokter spesialis paru Mawarti Susanti sudah dimulai di Polda Papua.
swipe

Polri melakukan pengusutan dugaan kematian tidak wajar dokter spesialis paru dr. Mawarti Susant di rumah dinasnya daerah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire, Papua Tengah, Kamis (9/3) lalu.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady mengatakan, proses penyelidikan masih berjalan dengan mencari petunjuk maupun alat bukti. Hingga saat ini, belum bisa dikabarkan adanya perkembangan lebih lanjut.

"Sedang dalam penyelidikan," kata Benny Ady kepada Alinea.id, Selasa (14/3).

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, pihaknya memberikan wewenang penuh kepada Kapolri dan Panglima TNI untuk mengusut kasus ini. Setelah melayat dan kembali ke Jakarta, Budi akan melakukan pertemuan dengan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono untuk membahas langkah selanjutnya dalam penanganan kasus kematian dokter Mawarti.

"Kami sampaikan kepada keluarga bahwa Kemenkes bekerja sama dengan kepolisian untuk memastikan penelitian dan penyelidikan dilakukan dengan transparan, terbuka dan tidak ada yang ditutup-tutupi mengenai kasus ini," tutur Budi saat melayat di rumah duka, Jalan Manuruki II, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (13/3).

Budi menyebut, meski hasil autopsi sudah diambil, namun masih ada tahapan pemeriksaan lanjutan di laboratorium. Maka dari itu, belum dapat disampaikan mengenai hasil autopsi jenazah dokter Mawarti yang diduga meninggal secara tidak wajar.

"Hasil autopsinya sudah saya ambil, ini masih menunggu beberapa hasil lab lagi nanti. Saya rasa itu wewenang kepolisian untuk bisa mengumumkan. Tapi, jaminan dari saya bahwa ini akan dibuka secara transparan karena itu juga diminta keluarga," katanya menegaskan.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Cabang Papua dr. Hendra Sihombing menambahkan, ada kejanggalan dalam kematian korban saat kejadian itu.

"Jadi, kami sangat prihatin atas kejadian tersebut. Dari laporan itu ada ketidakwajaran. Kita masih menunggu hasil autopsi resmi dari pihak kepolisian. Kami berharap bahwa visum itu segera diselesaikan sehingga langkah-langkah selanjutnya bisa dilaksanakan dan berjalan dengan baik," katanya.

Menurut laporan yang diterima, ucap Hendra, korban ditemukan dalam kondisi mulut berbusa dan ada luka lebam di tubuhnya. Pihak keluarga menyampaikan pada bagian punggung belakang tubuh korban membiru serta di bagian leher, dan tulang rusuk patah.

"Kita masih menunggu hasil resmi dari autopsi pihak kepolisian. Sebagai ketua, saya berharap kepada aparat penegak hukum untuk segera menyelesaikan kasus ini dengan titik terang penyelesaian terbaik dan pelaku segera ditangkap, diproses sesuai hukum yang berlaku," ujar Hendra.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan