Polda Metro Jaya menyiram dua sisi jalan di Jalan Jenderal Sudirman hingga Patung Pemuda Membangun. Pihaknya mengerahkan mobil water cannon untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo mengatakan, penyemprotan jalan protokol ini untuk mengurangi dampak polusi udara di Jakarta. Apalagi dampak polusi ini sudah menjadi perhatian karena dikeluhkan masyarakat.
“Polusi udara di Jakarta menjadi perhatian masyarakat,” kata Trunoyudo dalam keterangan, Kamis (24/8).
Ia menyebut, pihaknya mengerahkan empat unit kendaraan water cannon. Tidak sendiri, pihaknya, juga berkolaborasi dengan Dinas operasional Pemadam Kebakaran serta Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta.
Terkait polusi udara, RSUP Persahabatan membeberkan hasil penelitian terkait dampak polusi udara terhadap pekerja yang bertugas di jalan raya. Mereka dianggap kerap berurusan dengan asap kendaraan bermotor dan polusi lainnya.
Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, dr. Feni Fitriani Taufik mengatakan, pada tahun 2012 ditemukan fungsi paru buruk terlihat di kelompok Polisi Lalu Lintas. Setidaknya di kawasan Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur mengalami sumbatan saluran napas atau restriksi saluran napas.
“Pada kelompok polisi lalu lintas kita dapatkan ada gangguan fungsi paru yang tidak normal antara 5-20%,” kata Feni dalam siaran daring, Rabu (23/8).
Sementara di tahun 2013-2016, penelitian dilakukan kepada para penyapu jalan dari Kota Pekanbaru, Kota Semarang, dan Kota Surabaya. Untuk di Semarang mengalami gejala campuran sebesar 6,7%.
Meski demikian, penyapu jalan di Semarang juga mengalami gangguan abnormal pernapasan hingga 90%. Penelitian dilakukan pada tahun 2015. Untuk tahun 2013 sendiri penelitian di Kota Pekanbaru. Terdapat gangguan PEFR abnormal yang mencapai 52,9%.
Pada tahun 2016, penelitian dilakukan terhadap kelompok serupa di Kota Pahlawan. Terdapat 60% mengalami restriksi saluran napas ringan. Penelitian di tahun 2011 juga dilakukan kepada para penjual koran pinggir jalan di Kota Pekanbaru. Setidaknya 52% mengalami abnormal dalam pernapasannya.
Dua tahun sebelumnya, penelitian sempat dilakukan terhadap para petugas pintu tol Jagorawi. Saat itu ditemukan 5,8% mengalami abnormal.