close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Petugas mengangkat papan informasi pembatasan mobilitas PPKM darurat di pos penyekatan pembatasan menuju Jakarta di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, pada Minggu (4/7/2021). Foto Antara/Fauzan
icon caption
Petugas mengangkat papan informasi pembatasan mobilitas PPKM darurat di pos penyekatan pembatasan menuju Jakarta di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, pada Minggu (4/7/2021). Foto Antara/Fauzan
Nasional
Rabu, 14 Juli 2021 22:16

PPKM darurat: Mobilitas di Jaktim dan pantura Jabar masih tinggi

"Koordinator PPKM Darurat mengimbau agar seluruh pihak terus bekerja menekan mobilitas masyarakat hingga minus 30%."
swipe

Mobilitas orang hampir seluruh wilayah di DKI Jakarta, Jawa Barat (Jabar), dan Banten mengalami penurunan saat pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.

"Jakarta mengalami penurunan mobilitas hingga minus 21,3%, hanya wilayah Jakarta Timur yang masih cukup padat. Wilayah Jawa Barat juga mengalami penurunan, meski di wilayah pantura masih ada pergerakan masyarakat yang cukup tinggi,” ujar Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Dedy Permadi, Rabu (14/7).

Koordinator PPKM Darurat, Luhut B. Pandjaitan, pun mengapresiasi pemerintah daerah (pemda), Satpol PP, TNI, Polri, dan masyarakat menaati aturan. Namun, diharapkan tingkat mobilitas orang dalam lebih ditekan.

"Koordinator PPKM Darurat mengimbau agar seluruh pihak terus bekerja menekan mobilitas masyarakat hingga minus 30% dan pada akhirnya mencapai minus 50%," jelasnya.

Di sisi lain, Dedy menerangkan, vaksinasi menjadi salah satu upaya menekan laju penularan Covid-19. Karenanya, masyarakat diminta tidak takut diimunisasi.

“Kami mohon untuk tidak ragu dengan vaksin yang ada. Vaksin terbaik adalah vaksin yang tersedia," ucapnya.

"Badan POM dan WHO sudah menjamin vaksin yang diberikan kepada masyarakat adalah vaksin yang aman, bermutu, dan berkhasiat,” sambung dia.

Hingga Selasa (13/7), pukul 18.00 WIB, sekitar 52,3 juta dosis vaksin telah diberikan kepada sekitar 37 juta orang untuk dosis pertama. Adapun penerima dosis lengkap sudah mencapai 15,3 juta orang.

Pemerintah, sambung Dedy, terus menjaga ketersediaan stok vaksin. Hingga 13 Juli, Indonesia telah menerima sekitar 137,6 juta dosis vaksin dalam bentuk jadi ataupun bahan baku (bulk).

img
Indah Nawang Wulan
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan