Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjelaskan, isu pertahanan seringkali tidak disukai oleh para intelektual. Pasalnya, masalah pertahanan selalu dianggap menyangkut masalah perang.
Bahkan sebelum Perang Dunia ke-2 ,semua negara tidak mempunyai istilah Menteri Pertahanan, yang ada Kementerian Perang. Kemudian setelah Perang Dunia ke-2, banyak negara alergi terhadap kata-kata perang. Sehingga berangsur-angsur, mulai dari AS dan Inggris merubahnya dari Kementerian Perang menjadi Menteri Pertahanan.
“Masalah pertahanan ini dalam konstitusi negara kita, tujuan nasional sebuah negara didirikan yang pertama adalah masalah pertahanan. Kalau dalam pembukaan UUD kita, itu disebut melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah negara indonesia, baru kesejahteraan dan lain-lain,” ujarnya dalam Webinar Optimalisasi Industri Pertahanan Dalam Konteks Kepentingan Nasional RI di Abad 21.
Tidak heran jika kini, masalah pertahanan bukan dianggap bidang yang dianggap menarik bagi bangsa yang sedang membangun. Karena sebagian dari negara-negara itu masih menghadapi masalah yang kritis yaitu kemiskinan. Makanya, upaya penanggulangannya dilakukan antara lain melalui pendidikan dan kesehatan.
"Maka dari itu, prioritas pembangunan ekonom, yaitu pemberantasan kemiskinan, untuk mencapai itu harus melalui pendidikan dan kesehatan, dan produktivitas ekonomi,” tambahnya.
Prabowo juga menekankan dalam kontek sejarah bahwa pendiri bangsa Indonesia, dari dulu mengutamakan kesejahteraan sosial. Sehingga pertahanan mengambil tempat di belakang, atau tempat kedua. Itulah sebabnya dari dulu TNI selalu mengatakan bersama rakyat, timbul dan tenggelam bersama rakyat.
Bahkan TNI pernah mengambil sikap apa yang terbaik untuk rakyat itu yang terbaik untuk TNI. Anggaran berapa saja diberikan oleh negara TNI akan diterima. 40 tahun-50 tahun pertama, TNI selalu menampakkan diri di belakang usaha kesejahteraan rakyat.
Tetapi, niat baik tersebut selalu mengalami gangguan. Karena bangsa indonesia memang penuh dengan kekayaan, karena itu selama ratusan tahun wilayah kita selalu didatangi dan diganggu dikuasai oleh pihak lain.
"Kita akan selalu diganggu dan akan selalu menempatkan harus siap untuk selalu diganggu. Dunia ini didasarkan atas penguasaan sumber daya ekonomi. Setiap bangsa perlu lahan, perlu pangan, perlu air, perlu energi. Dengan kita memahami hal ini, kita tidak akan memahami masalah pertahanan dan masalah perang," papar dia.