Presidensi G20 Indonesia berhasil menghasilkan deklarasi bersama yang dinamai G20 Bali Leaders’ Declaration. Deklarasi ini terdiri dari 52 paragraf tersebut merupakan deklarasi pertama yang dapat diwujudkan sejak Februari 2022.
Hal itu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam keterangan persnya di Media Center G20 Bali, Bali International Convention Center (BICC), Rabu (16/11).
“Kepemimpinan Indonesia telah berhasil menghasilkan deklarasi pemimpin G20, G20 Bali Leaders’ Declaration yang awalnya diragukan oleh banyak pihak,” kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, ada satu paragraf yang sangat diperdebatkan dari 52 paragraf yang disepakati bersama. Paragraf tersebut terkait pernyataan sikap terhadap Perang di Ukraina.
Namun, ujar Jokowi, setelah melalui diskusi yang cukup panjang, para pemimpin G20 sepakat mengecam perang tersebut karena dianggap telah melanggar batas dan integritas wilayah.
“Perang ini telah mengakibatkan penderitaan masyarakat dan memperberat ekonomi global yang masih rapuh akibat pandemi yang menimbulkan risiko terhadap krisis pangan, krisis energi, dan potensi krisis finansial,” ujarnya.
Ditambahkan Jokowi, selain deklarasi bersama, KTT G20 juga menghasilkan sejumlah capaian konkret. Di antaranya yakni terbentuknya dana pandemi (pandemic fund) yang sampai hari ini mencapai USD$1,5 miliar.
Kemudian, capaian lainnya adalah pembentukan dan operasionalisasi resilience and sustainability trust (RST) di bawah Dana Moneter Internasional (IMF). Dana sejumlah USD$81,6 miliar ini digunakan untuk membantu negara-negara yang menghadapi krisis.
Selain itu, KTT G20 juga menghasilkan mekanisme transisi energi (energy transition mechanism). Dalam hal ini, imbuh Jokowi, Indonesia memperoleh komitmen dari just energy transition partnership (JETP) sebesar USD$20 miliar.
“Komitmen bersama, setidaknya 30% dari daratan dunia dan 30% lautan dunia dilindungi di tahun 2030. Ini sangat bagus. Dan melanjutkan komitmen mengurangi degradasi tanah sampai 50% tahun 2040 secara sukarela,” ujarnya.
Jokowi menekankan, rangkaian G20 di bawah presidensi Indonesia bukanlah forum politik, melainkan forum internasional yang bertujuan untuk pemulihan global melalui kolaborasi bersama.
"Saya tambahkan bahwa G20 itu adalah forum ekonomi, forum finansial, forum pembangunan, bukan forum politik. Jadi, jangan ditarik-tarik ke politik," ucapJokowi.
Rangkaian Presidensi G20 Indonesia resmi berakhir usai gelaran KTT yang berlangsung pada 15-16 November 2022 dinyatakan rampung. Dalam penutupan KTT G20, Jokowi secara resmi menyerahkan tongkat presidensi G20 kepada India selaku tuan rumah berikutnya.
Tampuk kepemimpinan diserahkan kepada Perdana Menteri India (PM) India, Narendra Modi. Jokowi meyakini G20 di bawah kepemimpinan India akan terus bergerak ke depan untuk mewujudkan pemulihan global, serta pertumbuhan yang kuat dan inklusif.