close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Mendikbud, Nadiem Makarim/Foto Dokumentasi Kemendikbud
icon caption
Mendikbud, Nadiem Makarim/Foto Dokumentasi Kemendikbud
Nasional
Selasa, 09 Februari 2021 14:36

Program Kampus Mengajar, Nadiem ingatkan dosen permudah mahasiswa lulus

Mendikbud Nadiem Makarim resmi luncurkan program Kampus Mengajar.
swipe

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim resmi meluncurkan program Kampus Mengajar angkatan 1 tahun 2021. Ia pun mengingatkan para dosen dari perguruan tinggi terkait untuk segera melakukan perubahan yang diperlukan agar mahasiswa dapat melaksanakan hak belajar di luar kampus.

Mendikbud juga meminta para dosen mendukung dan menfasilitasi hak belajar mahasiswa di luar program studi ini. Selain itu, perguruan tinggi dituntut merevisi kurikulum untuk memungkinkan mahasiswa menjalankan berbagai kegiatan Kampus Merdeka dan tetap dapat lulus tepat waktu.

“Pendaftaran dan konversi SKS (satuan kredit semester) program Kampus Merdeka harus dibuat mudah. Di samping itu, berharap inisiatif Kemendikbud dapat didukung para kepala dinas (pendidikan), kepala sekolah, dan guru, dengan menerima kehadiran mahasiswa pelajar di kota /kabupaten dan sekolah ibu/bapak sekalian,” ujar Nadiem dalam konferensi pers virtual, Selasa (9/2).

Berkaca dari semboyan ‘saya mau’ Raden Adjeng (RA) Kartini yang disebutnya mampu membawa kemajuan bangsa, Mantan CEO Gojek itu menantang mahasiswa mengikuti program Kampus Mengajar. Untuk kemudian disalurkan ke berbagai sekolah dasar (SD) di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) selama 12 minggu. 

Nadiem berharap mahasiswa dapat meningkatkan kualitas pembelajaran murid SD di berbagai daerah 3T. Selain mengajar, mahasiswa akan mengasah kemampuan kepemimpinan, kematangan emosional, dan kepekaan sosial.

Sebelumnya, Nadiem mengatakan, program baru turunan Kampus Merdeka ini baru dimulai, tetapi akan dipercepat tahun depan.

“Salah satu program terbesar di dunia, anak-anak kampus mengajar satu semester dan dia mendapatkan full satu SKS (sistem kredit semester). Ini rencana besar kita. Harapannya, tentunya akan memastikan risiko Covid-19 tidak meningkat,” ucapnya dalam diskusi virtual via akun Instagramnya @nadiemmakarim, Jumat (27/10).

Menurut Nadiem, daerah 3T paling membutuhkan pembelajaran tatap muka, terlebih di tengah pandemi Covid-19. Banyak sekali kendala pembelajaran jarak jauh (PJJ) daring di daerah 3T. Berkaca dari pengalaman berkeliling ke Nusa Tenggara Timur (NTT), hingga Sulawesi Tengah, Nadiem menganggap, PJJ daring banyak tantangannya.

“Luar biasa tantangan bagi mereka. Alhamdulillah, banyak sekali bantuan kita yang terasa, tetapi kondisi infrastruktur mereka belum baik. Kalau punya jaringan internet, tetapi banyak yang tidak punya gawai. Kalau punya gawai, tetapi ada yang jaringan internetnya yang enggak ada atau lemot,” ucapnya.

img
Manda Firmansyah
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan