Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berupaya untuk tetap menyediakan layanan akses air minum dan sanitasi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Salah satunya melalui program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Mohammad Zainal Fatah mengatakan, program Pamsimas telah dilaksanakan selama 14 tahun, yakni sejak 2008 hingga 2022. Diungkapkan Zainal, Pamsimas telah berhasil menambah 24,5 juta akses air minum masyarakat di 35.928 desa/kelurahan pada 408 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
"Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan pelaksanaan kegiatan Pamsimas yang masih berlanjut," kata Zainal dalam sambutannya saat menghadiri Wrap Up Progam Pamsimas 2008-2022 di Auditorium Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (29/8).
Zainal menjelaskan, program Pamsimas merupakan komitmen untuk mendorong terwujudnya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) ke-6, yakni menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.
Dalam Rencana Strategis Kementerian PUPR 2020-2024, kata Zainal, tujuan pembangunan infrastruktur permukiman adalah meningkatnya pemenuhan infrastruktur permukiman yang layak dan aman, dengan target 100% akses air minum layak dan 90% akses terhadap sanitasi.
"Di tengah tantangan pemulihan ekonomi yang sedang kita hadapi, pemerintah berupaya untuk tetap menyediakan layanan akses air minum dan sanitasi, salah satunya melalui kegiatan pembangunan infrastruktur berbasis masyarakat seperti Pamsimas, dalam rangka penyediaan lapangan kerja dan untuk mempertahankan daya beli masyarakat," ujarnya.
Zainal menuturkan, upaya penyediaan akses air minum dan sanitasi layak dan aman bagi masyarakat masih menghadapi berbagai tantangan krusial. Tantangan tersebut di antaranya urbanisasi, perubahan iklim, belum optimalnya komitmen stakeholders, keterbatasan fiskal daerah, serta pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari 2 tahun.
Berdasarkan penelitian Indonesia Water Institute pada tahun 2021, papar Zainal, pandemi Covid-19 berdampak signifikan pada peningkatan konsumsi air bersih untuk penerapan protokol kesehatan dalam aktivitas masyarakat sehari-hari. Konsumsi air bersih digunakan untuk kebutuhan cuci tangan yang meningkat 5 kali lipat, dan kebutuhan mandi yang meningkat 3 kali lipat dari kondisi normal.
"Ini merupakan tantangan baru bagi peradaban dalam era kenormalan baru. Untuk itu, kawasan permukiman, harus dipastikan memiliki ketersediaan infrastruktur penyediaan air minum dan sanitasi yang memadai," terang Zainal.
Zainal mengapresiasi para pihak yang telah mendukung dan bekerja sama dalam penyelenggaraan program Pamsimas. Sebab, imbuhnya, program Pamsimas telah memberikan manfaat bagi masyarakat berupa kemudahan dalam mengakses air minum dan tersedianya kualitas air yang lebih baik.
Namun, kata Zainal, masih ada hal yang perlu ditingkatkan, yakni pengelolaan pelayanan air minum oleh masyarakat. Oleh karena itu, Zainal berharap pelaksanaan Pamsimas dapat terus memperoleh dukungan, komitmen, kerjasama, dan kolaborasi yang baik dari para pemangku kepentingan.
"Saya berharap kerja sama yang telah dibina dengan baik selama ini dapat terus berlanjut, karena kita masih menyisakan tantangan untuk desa-desa yang belum mendapatkan layanan air minum," pungkasnya.