close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Mobil ambulance membawa peti berisikan korban penembakan dan pembacokan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKSB) setibanya di Bandara Mozes Kilangin Timika, Papua, Senin (25/6). Antara Foto
icon caption
Mobil ambulance membawa peti berisikan korban penembakan dan pembacokan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKSB) setibanya di Bandara Mozes Kilangin Timika, Papua, Senin (25/6). Antara Foto
Nasional
Kamis, 12 Juli 2018 17:02

Protes serangan udara TNI-Polri, Pemda Nduga minta pasukan ditarik

Pasukan gabungan TNI-Polri disebut tak melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat.
swipe

Pemerintah Daerah (Pemda) Nduga, Papua, memprotes tindakan aparat gabungan TNI-Polri yang melakukan penyerangan bersenjata di Kampung Alguru, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, pada Rabu (11/7) siang. Serangan tersebut dilakukan untuk menyasar lokasi yang diduga menjadi markas Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB).

Wakil Bupati Nduga, Wentius Nimiangge, mengatakan TNI-Polri melakukan serangan udara tiba-tiba, tanpa koordinasi dengan pemerintah setempat. Padahal, Bupati dan Wakil Bupati tidak sedang di luar daerah saat serangan menggunakan helikopter itu terjadi. 

"Tidak diizinkan lalu kamu tembak-tembak di (dari) udara, ini peraturan dari mana?, siapa yang ajak. Tidak koordinasi, langsung tembakan jalan," katanya.

Wentius mengatakan, akibat penyerangan tersebut, warga setempat harus mengungsi ke hutan belantara untuk menyelamatkan diri. Ada juga yang mengungsi ke Kabupaten tetangga seperti Mimika. Namun ia mengaku belum mengetahui jumlah korban dari kejadian ini.

Menurut Wentius, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pimpinan TNI-Polri agar pasukan yang melakukan penembakan segera ditarik. 

"Kami minta yang tembak-tembak, yang bikin trauma, macet, ini harus ditarik. Orang-orang ini harus ditarik. Mereka membela negara ini atau melindungi negara ini. Tembak-tembak ini kurang bagus. Mereka tidak lewat pemerintah yang ada di sini," katanya.

Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli menampik pihaknya tidak melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat. Dia pun meminta masyarakat untuk tidak mempercayai hal itu.

“Saya sudah pernah rapat dengan Bupati Nduga bersama Gubernur dan Pangdam. Kita sedang melaks penegakan hukum terhadap kelompok KKB yang telah membunuh warga sipil. Mohon jangan terpengaruh propaganda kelompok KKB tersebut,” katanya saat dihubungi (12/7).

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal menyatakan, aparat TNI-Polri yang justru mendapat serangan dari KKB saat mengirim bahan makanan untuk personel Polri. Menurutnya, terjadi dua kali kontak senjata pada Rabu (11/7).

Serangan pertama pada Helikopter Polri yang membawa personel BKO Brimob, mendapat serangan sekitar pukul 11.48 WIT. Meski kondisi Helicopter Polri dalam keadaan selamat, namun petugas memutuskan untuk kembali ke Pos Pol Nduga.

Sekira pukul 16.00 WIT Helikopter kembali mengirimkan bahan makanan di beberapa titik keberadaan personil Brimob dan kembali mendapatkan serangan dari KKB. Kontak tembak pun terjadi hingga pukul 17.00 WIT.

“Kemarin justru ditembaki saat membawa logistik, karena ditembaki kita kejar dong,” ujar Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal melalui telepon (12/7).

Berdasarkan rilis yang dikeluarkan Polda Papua, ada beberapa KKB di Kabupaten Nduga, salah satunya dipimpin oleh Egianus yang sempat bergabung dengan kelompok lainnya, yang berada di belakang Sekolah SD Kampung Alguru saat terjadi kontak tembak. Polri pun masih terus melakukan pengejaran sampai saat ini.

Dalam pengejaran yang masih berlangsung, pasukan Brimob satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) dan satu Satuan Setingkat Pleton (SSP) TNI sudah diturunkan untuk melakukan pengejaran. Para personel pasukan gabungan tersebut masih berjaga-jaga di sekitar TKP seusai kejadian tersebut.

img
Gema Trisna Yudha
Reporter
img
Ayu mumpuni
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan