Peristiwa kecelakaan kereta api dengan mobil odong-odong di Kampung Silebu, Kecamatan Kragilan, Serang, Banten Selasa (26/7), menimbulkan sedikitnya sembilan korban meninggal dunia. Pihak PT Kereta Api Indonesia dinilai punya andil atas terjadinya kecelakaan maut tersebut.
"Kejadian di kampung Silebu tersebut hendaknya menjadi perhatian utama PT KAI dan PT KAI harus bertanggungjawab atas meninggalnya 9 orang tewas tersebut. PT KAI juga turut andil menyebabkan kecelakan tersebut karena lalai memberikan peringatan kepada masyarakat di sekitar perlintasan rel," ujar pengamat kebijakan publik Achmad Nur Hidayat, dalam keterangannya, Selasa (26/7).
Berdasarkan keterangan polisi, mobil odong-odong tersebut tertabrak kereta api di bagian belakangnya saat melintasi jalur kereta tanpa palang pintu. Kereta yang menabrak merupakan kereta dari Merak menuju Jakarta.
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 11.00 WIB itu menewaskan sembilan orang yang terdiri dari anak-anak dan ibu-ibu. Sementara 10 lainnya menderita luka-luka. Supir odong – odong selamat dari maut kini sudah diamankan di Polsek Kragilan untuk dimintai keterangan.
"Perlintasan rel adalah otoritasnya PT Kereta API Indonesia (PT KAI). Perlintasan rel yang tidak ada palang pintu merupakan pelanggaran berat yang dilakukan oleh BUMN PTKAI," ucapnya lagi.
Menurutnya, PT KAI sering mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah terutama untuk beberapa pengadaan proyek besar seperti LRT dan Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung namun sayangnya PT KAI abai dalam menjaga perlintasan kereta apinya terutama yang melewati perkampungan.
"Jangan sampai ada kesan PT KAI hanya fokus kepada keselamatan the have saja dan mengabaikan keselamatan para warga di kampung-kampung yang merupakan warga the have not. Keuntungan KAI seharusnya untuk meningkatkan keamanan perlintasan," papar Achmad.
Dia menjelaskan bahwa PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat pendapatan sebesar Rp4,35 triliun pada kuartal I 2022. Pendapatan tersebut meningkat 26% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp3,45 triliun pada kuartal I 2021.
Pendapatan KAI terdiri dari pendapatan angkutan dan usaha lainnya sebesar Rp4,23 triliun, serta pendapatan konstruksi sebesar Rp120,65 miliar.
Naiknya pendapatan ini membuat KAI mencatat laba bersih sebesar Rp32,38 miliar pada kuartal I 2022. Laba bersih yang dimiliki KAI seharusnya dapat diinvestasikan untuk menjaga keselamatan warga kelas bawah yang ada di perkampungan.
Sekali lagi, sudah saat publik meminta pertanggungjawaban KAI atas terabaikan palang pintu diperlintasan kereta api tersebut.
"Bila ini terjadi di Jepang, Direksi dan Komisaris PT KAI sudah harus mengundurkan diri karena malu disebabkan abai terhadap keselamatan jalur rel kereta apinya," tutup Achmad.