Pakar hidrometeorologi Institut Teknologi Bandung, Armi Susandi, memperkirakan Jakarta akan mengalami curah hujan tinggi pada 10 hari pertama Februari. Menurutnya, curah hujan paling tinggi terjadi di daerah selatan sampai daerah utara Jakarta.
Menurutnya, wilayah Jakarta merupakan daerah yang mempunyai potensi hujan cukup tinggi. Oleh karena itu, kata dia, ada potensi banjir yang akan terjadi di ibu kota.
"Kita perkirakan dari tanggal 1 hingga 10 Februari itu adalah puncak hujan yang terjadi di Jakarta. Jadi kita harus siap juga, dengan adanya potensi banjir," kata Armi di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta Timur, Kamis (31/1).
Menurutnya, potensi banjir di ibu kota disebabkan oleh dua hal, yaitu air pasang laut saat bulan purnama, dan air kiriman yang berasal dari Bogor. Karena itu ia pun mengimbau agar warga di pesisir pantai Jakarta dapat mempersiapkan diri, untuk mengantisipasi bencana banjir.
Jika kombinasi penyebab banjir itu terjadi, kata dia, banyak daerah di Jakarta bakal terendam banjir dalam kurun waktu kurang dari enam jam.
"Tetapi kalau salah satunya saja yang terjadi, artinya tidak sekaligus, maka hanya akan terjadi banjir sesaat," ucapnya.
Prediksi tersebut didasarkan pada kajian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Institut Teknologi Bandung (ITB). Dalam kajiannya, kedua lembaga tersebut menyampaikan kesimpulan yang yang sama terkait perkiraan puncak hujan di Jakarta.
Karena itu, Armi mengimbau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempersiapkan dan meningkatkan infrastruktur guna mengantisipasi banjir.
Salah satunya dengan menyediakan alat penyedot air. Menurut Amri, alat penyedot air milik Pemprov DKI yang ada saat ini, sudah berusia cukup lama, sehingga air yang tersedot tak maksimal.