Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menghentikan sementara pembangunan jembatan di sepanjang segmen lima ruas jalan Wamena-Mamugu jalur Trans Papua. Hal itu dilakukan akibat adanya gangguan keamanan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan jembatan di segmen lima ini perlu dihentikan sementara. Pihaknya tidak ingin mengambil resiko lebih jauh, sebelum adanya informasi lebih lanjut mengenai para korban dari TNI dan juga Kepolisian.
"Kami masih menunggu informasi dari Panglima dan Kapolri maupun dari Pandam dan Kapolda Papua. Kamio juga menghentikan seluruh pekerjaan di segmen 5. Dari Mamugu ke Wamena sampai menunggu wilayah kondusif sesuai instruksi Pandam dan Kapolda," paparnya di Kantor PUPR, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa(4/11).
Sebenarnya wilayah segmen 5 yang tengah dikerjakan Istaka Karya terbilang wilayah yang cukup aman dari konflik dari pada wilayah yang dibangun oleh PT Brantas Abipraya. Masyarakat di sepanjang jalan segmen 5 Wamena-Mamugu yang dikerjakan oleh Istaka Karya juga mendukung pembangunan jalan Trans Papua. Banyak warga sekitar yang turut serta dilibatkan dalam pembangunan jalan tersebut.
"Di ruas ini ada 35 jembatan. PT Brantas Abipraya membangun 21 jembatan dan Istaka Karya 14 jembatan. Sebenarnya yang rawan itu adalah wilayah yang dibangun Brantas, makanya 4 bulan lalu PT Brantas telah mengakhiri pekerjaannya. Kalau Istaka di wilayah kali Gigi dan kali Aura itu aman, karena sosialisasi pekerja dengan warga sangat baik mereka menyatu," ungkapnya seraya menunjukan gambar warga Papua membangun jembatan.
Kendati demikian, Basuki menyatakan, pembangunan Trans Papua di daerah tetap berjalan, sebab harus mengejar target penyelesaian pada 2019. Sekaligus sebagai upaya mewujudkan keadilan sosial di sana. Terutama pada jalan logistik dari Merauke ke Mamugu langsung ke Wamena.
Atas kejadian ini, Basuki berserta jajaran terkait berencana akan bertolak ke Wamena nanti malam, untuk memastikan jumlah korban dan kondisi di lapangan yang saat ini masih simpang-siur.
Sementara dalam kesempatan yang sama, Dirut Utama Istaka Karya Sigit Winarto, mengatakan semua pekerja yang kebanyakan berasal dari Sulawesi Selatan ini nantinya akan diberikan kompensasi oleh PT Istaka Karya. Perseroan telah menyiapkan jaminan sosal terhadap pekerjanya.