Sejumlah purnawirawan TNI menemui keluarga para korban tewas dalam aksi 21-22 Mei. Selain itu, mereka mendorong kasus ini dibuka dan dibawa ke ranah hukum.
Kedua keluarga korban adalah M Harun Al Rasyid (15 th) yang tewas tertembak di dada dan jenazahnya diambil oleh keluarga dari RS Polri, Kramat Jati, dan Adam Nooryan (19 th) yang mengalami tiga luka tembakan di punggungnya.
Harun warga Jl Duri Mas Barat 1 RT.009/010 No.81 Kel. Duri Kepa Kecamatan Kebon Jeruk, dan Adam Nooryan (19 th) warga Jl. Sawah Lio 2 Gang 3 No. 65 A, RT.006 RW 001 Jembatan Lima Tambora Jakarta Barat adalah penonton yang menjadi korban.
Adam bahkan terkena tembakan dari arah belakang ketika mencoba menolong seseorang yang terjatuh di tengah kerumunan massa.
Purnawirawan yang berkunjung dibagi dalam dua tim. Tim yang mengunjungi keluarga Harun dipimpin oleh mantan Asisten Logistik Panglima TNI Mayjen TNI (Purn) Abikusno.
Dia didampingi Ary Suyono mantan Asisten Personil KSAD, mantan Danpaspampres Mayjen TNI (Purn) Amir Tohar, mantan Dansatgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI Brigjen TNI (Purn) Mazni Harun, Brigjen TNI (Purn) Basrowi, Brigjen TNI (Purn) Djuwari.
Sementara yang berkunjung ke rumah Adam dipimpin mantan Kepala BAIS dan Pangdam Trikora Mayjen TNI (Purn) Nurdin Zainal, mantan Pangdam Brawijaya Mayjen TNI Bambang Suranto, Kolonel (Purn) Syamsul Fan, Kolonel (Purn) BB Sumarsono, Kolonel (Purn) Yustiono, Kolonel (purn) Dodisudarno, Kolonel (Purn) Tando Abu, dan Kolonel (Purn) Indra Kusuma Lubis.
Kepada keluarga korban para purnawirawan menyampaikan simpati dan duka cita, serta menyampaikan santunan.
Kunjungan ini merupakan lanjutan dari kunjungan sebelumnya yang dilakukan sejumlah mantan perwira tinggi TNI dipimpin mantan Wamenhan Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin.
Sebelumnya Jumat (22/5) Sjafrie juga telah mengunjungi dan bertakziah dengan dua keluarga korban bernama M Reyhan Fajari (16 th) warga Jl Petamburan V, Jakarta Barat dan Windianto Rizqi Saputra (17 th) Jl Slipi Kdbon Sayur, Jakarta Barat.
Dalam kunjungannya Sjafrie didampingi mantan Irjen Dephan Letjen TNI (Purn) Agus Sutomo, mantan Pangdam Siliwangi Mayjen TNI (Purn) Iwan R Sulanjana, mantan Pangdam Patimura Mayjen TNI (Purn) Meris Wiryadi, mantan Aslog Panglima TNI Mayjen (Purn) Abikusno dan mantan Dansatgas Intel Bais Brigen TNI (Purn) Mazni Harun.
Selain para purnawirawan sejumlah relawan dari kalangan emak-emak juga hadir menyampaikan bela sungkawa.
Di rumah Harun tampak Clara Sinta putri legenda penyair Indonesia WS Rendra.
Tercatat ada delapan korban tewas, ratusan luka-luka dan beberapa orang dilaporkan hilang.
Selain menyampaikan duka cita para purnawirawan juga mendorong agar kasus ini dibuka dan dibawa ke ranah hukum.
Kepada para purnawirawan, Didin Wahyudin orang tua Harun Al Rasyid meminta dukungan karena akan membawa kasus ini ke jalur hukum.
Sebelumnya ketika mengambil jenazah di RS Polri keluarga diminta untuk menandatangani surat pernyataan tidak akan mempesoalkan kematian Harun.
Didin mengaku sudah menemui Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan meminta bantuan agar para pelaku penembakan anaknya dibawa ke pengadilan.
Mayjen (Purn) Abikusno mewakili para purnawirawan menyatakan akan mendukung sepenuhnya niat keluarga Harun.
Sementara Majelis Nasional Kahmi mengutuk keras aksi kerusuhan dan kekerasan 21-22 Mei yang telah mengakibatkan korban, baik meninggal maupun luka-luka dan kerugian materi, pada saat penyampaian aspirasi di depan gedung Bawaslu RI.
Oleh karena itu, Koordinator Presidium Majelis Nasional Kahmi Hamdan Zoelva, mendesak agar aparat penegak mengusut tuntas pihak yang terlibat dalam kerusuhan. Termasuk aktor intelektual yang menjadi dalang dalam kerusuhan.
"Semua aktor intelektual dan pihak yang mendanai kerusuhan tersebut harus diproses secara tangkas, transparan dan berkeadilan sesuai hukum yang berlaku," tutur dia dalam keterangan tertulisnya.
Majelis Nasional Kahmi juga mendesak Komnas HAM melakukan investigasi secara komprehensif, terhadap pihak-pihak yang melakukan kekerasan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan pelanggaran HAM. Segera mengambil sikap dan langkah proaktif untuk membela dan menegakkan HAM.
Mendesak Presiden RI untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta yang beranggotakan akademisi dan tokoh masyarakat yang independen dan berintegritas, guna mengungkap fakta dan bukti serta merekomendasikan langkah penanganannya, demi tegaknya hukum dan perlindungan HAM.
"Meminta para elite politik, tokoh masyarakat dan korlap kegiatan aksi damai lebih selektif, cermat dan senantiasa waspada, agar tidak mudah disusupi oknum-oknum perusak/penyerang yang tidak bertanggung jawab, yang menodai/menciderai aksi damai yang menuntut hasil pilpres jujur dan adil," papar dia.
Sementara Menkopolhukam dan Kapolri diminta segera memproses dan memberi sanksi tegas terhadap oknum aparat kepolisian yang telah bersikap over acting, dan tidak disiplin dalam menangani aksi damai, sehingga mengakibatkan jatuhnya banyak korban jiwa.
Seluruh pimpinan media massa juga diminta agar lebih obyektif dan berimbang dalam menyajikan berita. Terutama dalam menyampai realitas yang sebenarnya tentang korban jiwa dan faktor-faktor yang menyebabkannya.