Gempa bumi berkekuatan M4,9 mengguncang Kota Jayapura, Papua, pada Senin (2/1) sekitar pukul 01:24 WIB atau 03:24 WIT.
Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperkirakan, kejadian gempa tidak berpotensi mengakibatkan bahaya lanjutan.
"Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) seperti retakan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi," tulis Badan Geologi dalan keterangan resmi, Senin (2/1).
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di pesisir pantai Jayapura pada koordinat 140,74 BT dan 2,53 LS, berjarak sekitar 19 km timur laut kota Jayapura, dengan magnitudo (M4,9) pada kedalaman 10 km.
Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak padakKawasan rawan bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi.
"Kejadian gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di pesisir pantai, karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami," paparnya.
Kendati demikian, menurut data Badan Geologi, pantai utara Jayapura tergolong kawasan rawan tsunami, dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai berkisar antara 2,87 m hingga 4,38 m.
Sementara berdasarkan lokasi gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme terkait, kejadian gempa bumi ini diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif berarah timur laut hingga barat daya, dan mekanisme sesar oblik dengan komponen normal.
Di sisi lain, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangannya menyebut kejadian itu merupakan gempa merusak pertama yang terjadi pada 2023.
Berdasarkan hasil monitoring BMKG hingga pukul 09.00 WIT atau 07.00 WIB, telah terjadi lebih dari 50 kali gempa susulan.
"Gempa susulan di Jayapura sudah 54 kali," kata Daryono melalui akun Twitternya @DaryonoBMKG.
Atas kejadian ini, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dengan potensi gempa bumi susulan. Selain itu, masyarakat diminta tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tidak terpancing dengan isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.