Angin puting beliung melanda Rancaekek Bandung dan melululuhlantakkan setidaknya 150 rumah dan 15 orang terluka.
Kepolisian Daerah Jawa Barat merilis, sekitar 150 rumah warga di empat wilayah di Rancaekek, Kabupaten Bandung, terdampak bencana angin puting beliung yang terjadi pada Jumat (11/1) sore.
"Adapun bencana alam angin puting beliung tersebut menimpa sebanyak kurang lebih 150 rumah milik warga," ujar Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko.
Angin puting beliung yang terjadi sekitar pukul 15.30 WIB ini meluluhlantakkan empat daerah yakni Perum Rancaekek Permai 2, Kampung Jatisari, Kampung Papanggungan dan Kampung Babakan Linggar Jati Baru.
Hingga saat ini, kata dia, aparat gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, dan Polri masih melakukan pendataan dan evakuasi warga terdampak.
Sementara itu Humas Basarnas Bandung, Joshua Banjarnahor mengatakan, seluruh korban yang rumahnya rusak, mengungsi di beberapa titik lokasi yang dinilai aman.
"Korban sudah dievakuasi di tempat lebih aman, ada yang dibawa ke kantor desa dan juga ada yang mengungsi ke rumah keluarganya," kata dia.
Terpisah, Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jabar, Budi Budiman, mengatakan angin puting beliung mengakibatkan setidaknya 15 orang mengalami luka-luka.
"Ke-15 orang luka-luka ringan, dan satu orang luka berat," ujarnya.
Menurut dia, korban luka berat telah dilarikan ke Puskemas terdekat untuk mendapatkan penanganan medis, sementara luka ringan langsung diobati di tempat kejadian.
Untuk rumah yang terdampak, Budi merinci, di Kampung Jatisari RT 01 RW 14, 15 rumah mengalami rusak berat dan 21 unit rusak ringan. Kemudian di Kampung Papanggungan 50 rumah rusak ringan, dan di Komplek Rancaekek Permai 2 kurang lebih 300 rumah mengalami rusak ringan hingga berat.
Penyebab angin
Kepala Stasiun BMKG Bandung, Toni Sukma Wijaya di Bandung, Jumat menjelaskan kondisi atmosfer berdasarkan citra satelit himawari terpantau awan konvektif dengan jenis Cumulonimbus meliputi wilayah Bandung bagian timur.
"Pengukuran pos hujan observasi yang tercatat di Pos Hujan Cileunyi, kurang dari satu jam tercatat 16 mm, masuk dalam kategori curah hujan dengan intensitas lebat," ujar Toni saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Hujan dan pembentukan angin yang terjadi di Bandung timur tersebut disebabkan baik oleh faktor regional dan global. Dari sisi regional, adanya pertemuan massa udara di sekitar Jabar dan belokan angin (shearline) di Jawa Barat bagian tengah.
Kemudian faktor global, karena terdapat anomali suhu permukaan laut di perairan Jawa Barat yang cenderung hangat sehingga berpeluang terjadi pembentukan awan konvektif potensial hujan.
"Dari pantauan citra radar terdeteksi adanya pembentukan awan konvektif dengan kategori hujan sedang-lebat dan ketinggian puncak awan bisa mencapai 14 km pada pukul 15.12 WIB," Kata dia.
Pelaporan data pengamatan permukaan di Stasiun Geofisika Bandung, suhu Maksimum pada tanggal 11 Januari 2019 pukul 14:00 WIB sebesar 29,3 C, dengan kelembapan udara sekitar 59%.
Pada saat awal pembentukan awan cumulonimbus (Cb) di siang menjelang sore hari, pada pukul 15.00 WIB suhu tercatat 27,0 C dengan kelembapan udara sekitar 67%.
Mengingat Jawa Barat masuk dalam puncak musim hujan, Toni mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan waspada, serta menjauhi pohon-pohon yang rindang atau bangunan-bangunan yang rapuh.
"Usahakan tidak keluar rumah di saat hujan lebat disertai angin kencang, petir atau kilat. Bagi pengendara motor agar menghindari genangan air dan tidak berteduh di bawah pohon saat hujan lebat disertai angin," kata Toni. (Ant).
Bencana angin #putingbeliung yang melanda Wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat @infomitigasi @infobencana pic.twitter.com/ZgRD6vMCao