Polisi masih memburu pelaku utama yang menusuk seorang remaja berinisial DT (15) hingga tewas di Jalan Satrio, Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (18/5) dini hari saat bersama adik dan rekan-rekannya melakukan kegiatan Sahur on The Road (SOTR).
Kepala Unit Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan, Komisiaris Polisi Andi Sinjaya mengatakan pihaknya tengah memeriksa kamera Closed Circuit Television (CCTV) yang berada di lokasi kejadian.
"Ya di daerah situ ada petunjuk CCTV yang kami amankan," ujar Andi di Jakarta, Sabtu (18/5).
Hanya saja, letak kamera CCTV tersebut cukup jauh dari lokasi kejadian sehingga rekaman yang tengah diteliti oleh polisi tidak terlalu jelas.
"Karena cukup jauh jadi tidak bisa teridentifikasi dengan jelas tapi nanti kita dalami dari saksi-saksi yang ada," ujarnya.
Sebelumnya, geng motor kembali menjadi momok menakutkan bagi masyarakat ibu kota ini saat Ramadan. Tak tanggung-tanggung, kini seorang remaja bernama Danu Tirta (15) tewas usai dikeroyok dan ditusuk.
Kejadian tersebut terjadi di Jalan Dokter Satrio, Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (18/5) pukul 01.05 WIB dini hari.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Metro Setiabudi, Komisiaris Polisi Tri Suryawan mengatakan, kejadian bermula saat korban dan adiknya tengah melakukan SOTR bersama teman-temannya.
"Korban diseret kemudian ditusuk dengan benda tajam dari punggung belakang sebelah kanan tembus ke paru-paru," ujar Tri saat dikonfirmasi.
Korban kemudian dilarikan menuju rumah sakit menggunakan taksi. Saat dalam perjalanan, korban pun meregang nyawa akibat tusukan senjata tajam pada bagian punggung sebelah kanan yang menembus ke paru-paru.
4 orang diringkus
Empat orang ditangkap aparat Polres Metro Jakarta Selatan, diduga terkait insiden berdarah yang menyebabkan kematian seorang remaja bernama DT (15) saat tengah melakukan kegiatan SOTR di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan, Komisiaris Polisi Andi Sinjaya menerangkan, empat orang yang diduga pelaku penyerangan terbukti membawa senjata tajam jenis celurit yang masih terdapat bercak darah dari celurit tersebut.
"Tim Eagle One dan Polres/Polsek berhasil mengamankan empat orang. Mereka membawa senjata tajam yang salah satunya itu ada celurit yang kita lihat ada bercak darah," ujar Andi di Mapolres Metro Jakarta Selatan.
Andi menyebut, empat orang yang diamankan bukanlah pelaku penusukan yang menewaskan korban namun merupakan bagian dari kelompok tersebut. Saat ini, polisi masih memburu pelaku penusukan yang kabur bersama gerombolan lainnya.
"Namun dari yang sementara kita periksa yang mengatakan pemiliknya adalah seseorang. Nah, ini yang kita kejar. Kita mohon waktu untuk tim lapangan bekerja serta menangkap pelakunya," ujarnya.
Saat melakukan pengejaran, kata Andi, pihaknya menemukan banyak senjata tajam di sekitar lokasi kejadian. Tak hanya itu, lumuran darah yang tersisa di sebuah celurit menambah aroma kesadisan malam itu.
Temuan senjata tajam tersebut menjadi bekal bagi polisi untuk mengidentifikasi pelaku penusukan. Selain itu, pihaknya juga menggandeng Puslabfor Mabes Polri guna mengungkap kasus tersebut.
"Kami akan melakukan pemeriksaan secara laboratoris ke puslabfor berkaitan dengan senjata tajam tersebut dan siapa pemiliknya," papar Andi.
Saat ini, empat orang yang diringkus masih berada di Mapolsek Metro Setiabudi untuk diperiksa secara intensif.
Hingga saat ini, keempat anggota kelompok yang diduga geng motor itu masih mendekam di Polsek Setiabudi guna menjalani pemeriksaan polisi. (Ant).