Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengejar percepatan penyelesaian perbaikan fasilitas umum yang mengalami kerusakan akibat gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar), pada 21 November lalu. Salah satu yang tengah berjalan adalah renovasi RUSD Sayang, sebagai upaya meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat di sekitar lokasi bencana.
"Rencana dua minggu ke depan akan selesai dua ruangan pasien, yakni Gedung Flamboyan dan Gedung Baugenvile, yang dapat menampung sekitar 59 pasien," kata Sekretaris Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Riono Suprapto, dalam keterangannya, dikutip Kamis (8/12).
Terdapat beberapa bangunan di RSUD Sayang yang direnovasi usai terdampak gempa berkekuatan M5,6 yang mengguncang Cianjur. Di antaranya, Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD), bangunan Instalasi Steriloisasi Sentral atau Central Sterile Supply Departrment (CSSD), Gedung Radiologi, dan perbaikan ruang pasien.
Renovasi dikerjakan kontraktor PT Brantas Abipraya (Persero), yang meliputi pekerjaan struktur; arsitek; mechanical, electrical, and plumbing (MEP); dan lansekap.
"Ruang rawat inap pasien Bougenvile memiliki 57 bed dan ruangan Flamboyan 45 bed sehingga totalnya 102 bed," ujar Riono. Rekerjaan renovasi ini melibatkan sekitar 55 tenaga kerja.
Akselerasi penyelesaian renovasi RS Sayang dinilai akan membantu menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya korban luka-luka akibat bencana gempa.
Selain perbaikan RSUD Sayang, Kementerian PUPR juga terus mengirimkan bantuan sarana prasarana (sapras) sanitasi dan air bersih untuk membantu para pengungsi selama masa tanggap darurat. Selain itu, penyiapan lahan (land clearing) guna pembangunan rumah bagi warga yang akan direlokasi pascagempa juga telah dimulai.
"Sesuai dengan lahan yang disediakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, lokasinya di Cilaku sekitar 2,5 ha dan Mande sekitar 30 ha. Saat ini, sedang dikerjakan 4 unit dari 200 unit rumah instan sederhana sehat (risha) dengan struktur tahan gempa oleh kontraktor PT Brantas Abripraya dengan melibatkan sekitar 100 tenaga kerja untuk percepatan," tuturnya.