Penembakan terhadap terduga teroris bernama Sunardi yang merupakan seorang dokter, viral di media sosial. Warganet meramaikannnya dengan tagar #PrayForDokterSunardi karena menganggap tindakan yang dilakukan oleh petugas tidak manusiawi karena sang dokter mengidap stroke.
Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan, penindakan yang dilakukan oleh anggotanya karena Sunardi melakukan perlawanan bukan secara fisik, namun membahayakan sekitar termasuk petugas.
"Tersangka melakukan perlawanan bukan dengan fisiknya. Tersangka menabrakkan kendaraannya kepada petugas yang menghentikannya dan kendaraan petugas tersebut. Kemudian melarikan diri dan menabrak beberapa kendaraan milik masyarakat yang kebetulan berada di jalan tersebut juga," kata Aswin kepada Alinea.id, Jumat (11/3).
Warganet Twitter dengan akun @DokterVall menyebut, Sunardi telah menderita stroke dan harus menggunakan tongkat untuk menunjang aktivitasnya. Ia pun mengutuk penindakan dari Densus 88 yang dianggap membunuh pejuang kemanusiaan.
"Fakta....almarhum Sunardi sudah menderita Stroke lama, butuh tongkat untuk aktifitas Layakkah beliau dibunuh seperti itu? Kami mengutuk kalian yang jika memang telah sengaja membunuh seorang pejuang kemanusiaan yang baik," cuitnya di Twitter, Kamis (10/3).
Pada kesempatan sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri merilis informasi penangkapan pelaku terduga teroris di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (9/3) malam. Penangkapan itu hendak dilakukan terhadap pelaku berinisial SU di Jalan Bekonang, Sukoharjo, dengan titik kenal depan Cendana Oli.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, SU memberikan perlawanan dengan menabrakkan mobilnya ke arah petugas. Bak film laga, petugas naik ke kabin dan memberikan peringatan namun tidak dihiraukan oleh SU.
"Pada saat melakukan penangkapan saudara SU melakukan perlawanan dengan menabrakkan mobil ke arah petugas yang sedang menghentikan tersangka,” kata Ramadhan dalam konferensi pers di Mabes Polri, Kamis (10/3).
Ramadhan menyebut, SU tetap berkukuh untuk tidak menghentikan mobilnya, bahkan melaju lebih kencang. SU kemudian menggoyangkan mobilnya dengan membuat gerakan zi- zag dengan harapan petugas jatuh dari kabin miliknya.
Kendati demikian, kata Ramadhan, petugas tetap di kabin tapi kendaraan masyarakat justru yang tertabrak. Situasi dianggap semakin liar, anggota densus kemudian menjinakkannya dengan tembakan di dua titik.
"Dikarenakan situasi yang membahayakan petugas dan masyarakat sehingga petugas melakukan upaya paksa dengan melakukan tindakan tegas terukur dengan melumpuhkan tersangka dan mengenai di daerah punggung atas dan pinggul kanan,” ucap Ramadhan.
Sayang seribu sayang, ujar Ramadhan, SU harus meninggal pada saat dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Bhayangkara Surakarta. Sementara, petugas yang terluka masih dalam perawatan di RS Bhayangkara itu.
SU merupakan anggota teroris Jamaah Islamiyah (JI). Berbagai peran sudah ia jalani hingga menjadi penasihat amir JI.