Ketua DPP PPP yang juga jubir TKN Lena Maryana menyayangkan doa yang dibacakan Neno Warisman dalam acara Munajat 212 pada Kamis (21/2), yang saat ini viral di media sosial.
"Seharusnya sebagai publik figur, Neno Warisman menyampaikan doa yang menyejukkan. Mendoakan bangsa agar terus maju, kuat, tidak terpecah belah, dan bukan sebaliknya," kata Lena seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Alinea.id pada Sabtu (23/2).
Mengutip Surat Al-A'raf ayat 55, Lena mengingatkan, salah satu adab dalam berdoa adalah dengan merendahkan diri dan melafalkan dengan suara yang lembut karena Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
Lena berharap semua tokoh masyarakat berperan untuk menciptakan suasana kondusif menjelang Pemilu serentak yang akan berlangsung pada 17 April.
"Mari kita jaga persatuan bangsa ini. Jangan sampai perbedaan pilihan politik membuat masyarakat terpecah. Kontestasi politik ini merupakan mekanisme lima tahunan, sementara persatuan yang kita miliki harus tetap langgeng selamanya," ujar Lena.
Saat hadir dalam acara Munajat 212 Neno menyebut jika pihaknya kalah dalam Pilpres 2019 dia khawatir tidak ada lagi yang menyembah Allah SWT.
Dalam doanya Neno menyebut, "Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami, dan menangkan kami. Karena jika Engkau tidak menangkan. Kami khawatir ya Allah, Kami khawatir ya Allah, tak ada lagi yang menyembah-Mu."
Anomali dalam demokrasi
Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai, doa yang disampaikan Neno adalah anomali dalam demokrasi.
Menurut Ray, masyarakat sudah banyak belajar dari pemilu sebelum-sebelumnya bahwa tidak ada keterkaitan antara pemilihan presiden dan kotak-kotak agama.
"Doa seperti,Ya Tuhan, kalau tidak dimenangkan, tidak ada lagi yang menyembahmu, justru tidak membuat orang simpati, malah ketawa mendengar doa itu," ujar Ray dalam diskusi publik bertajuk "Ancaman Golput di Tahun Pemilu; Kemana Suara Millenial & Umat Islam Berlabuh?", yang berlangsung di D'Hotel, Setiabudi, Jakarta, hari ini.