Ketua Panitia Reuni Akbar Mujahid 212 Bernard Abdul Jabbar menjelaskan reuni 212 tetap akan dilaksanakan di Monas dan telah mendapatkan izin.
"Tidak benar tidak ada izinnya. Hari ini saya nyatakan segala proses pelaksanaan proses perizinan semua sudah selesai," katanya kepada wartawan dalam konferensi pers reuni akbar mujahid 212 di gedung dakwah, Jakarta Pusat, Rabu (28/11).
Koordinasi antara panitia reuni mujahid 212 dengan pihak aparat keamanan di Mabes Polri pun terus dilakukan.
Sementara itu, penanggung jawab acara juga sekaligus ketua persaudaraan alumni 212 (PA 212) Slamet Maarif menjelaskan, acara tersebut murni silaturahim.
"Tokoh lintas agama pun hadir dalam reuni 212. Reuni 212 bukan ajang politik praktis atau kampanye paslon tertentu," tegasnya.
Slamet pun menegaskan dalam acara tersebut tidak diperkenankan membawa atribut partai politik apapun, kecuali bendera tauhid. Panitia pun berjanji tetap menjaga persatuan, kesatuan, ketertiban dan kebersihan.
Acara tersebut direncanakan akan dimulai pada Minggu (2/12) mulai pukul 03.00 WIB. "Kami mulai dengan salat tahajud bersama dilanjutkan dengan dzikir bersama, salat shubuh dan parade tauhid dengan berbagai rangkaian acara," katanya," ujarnya.
Acara reuni 212 tersebut akan terpusat di Monas, bukan di tempat lain. "Insya Allah jutaan umat Islam hadir ke Monas untuk mengetuk pintu langit," katanya.
Sementara itu, Ketua DPP Sobri Lubis mengklaim reuni akbar mujahid 212 kali ini, akan lebih semarak lagi. Panitia akan membuatnya lebih enak dan indah. Kalangan nonmuslim cukup banyak untuk hadir, panitia sudah menyiapkan arena tersendiri.
"Nonmuslim dari Australia juga ingin hadir dan ditempatkan khusus. Silahkan nonmuslim untuk hadir dan 212 bukan hanya milik umat Islam tapi juga milik NKRI," katanya.
Pada acara reuni 212 tersebut panitia turut mengundang Presiden, Wakil Presiden, Kapolri & Wakapolri, Capres dan Cawapres serta berbagai lembaga dan instansi pemerintah.
Dikonferensi pers tersebut turut hadir Yusuf M Martak (GNPF Ulama), Slamet Maarif, Sobri Lubis (Ketum FPI), Al Khaththath (Sekjen FUI), Bernard Abdul Jabbar, Rizal Kobar, Damin Sada, Abdullah Syafii dan Neno Warisman.