Jumlah peserta demonstrasi pengemudi ojek daring di depan kantor Grab Lippo Kuningan terus bertambah. Pantauan dari Alinea, hingga pukul 14.00 WIB, ribuan pengemudi ojek daring telah berkumpul untuk menyampaikan tuntutannya.
Ada tiga tuntutan yang disampaikan Presidium Garda, Igun Wicaksono dalam orasi yang dimulai sejak pukul 13.30 WIB itu. Tuntutan pertama, mengenai transparasi perjanjian kemitraan yang diharapkan lebih adil dan transparan.
Kedua mengenai tarif dasar dan terakhir adalah penghapusan potongan 20% yang diberlakukan Grab.
"Kami ingin tarif yang sesuai dengan rumus transportasi,” jelas Igun, Rabu (19/9).
Terkait tarif, Igun menerangkan, aplikator menetapkan Rp1.200-Rp1.500/km. Tarif itu dianggap sangat murah karena belum termasuk pemotongan dari pihak aplikator.
Pengemudi ojek daring harus bekerja sampai 28 jam hanya untuk mendapatkan Rp100 ribu per hari dengan tarif yang berlaku saat ini. Oleh karena itu para pengemudi beranggapan tarif yang diberlakukan tidak manusiawi.
Aplikator seharusnya memberlakukan tarif seperti di awal, yaitu sebesar Rp3.000-Rp4.000/km. Meski tarif dinaikan, penumpang diyakini masih tetap banyak.
Kendati tarif sudah sedemikian murah tetapi aplikator masih membuka penerimaan driver baru. Akibatnya driver di lapangan semakin banyak dan tarif yang diterapkan justru tidak disesuaikan.
Hal lainnya yang menjadi tuntutan para pengemudi berkaitan dengan potongan 20% yang diberlakukan. Para pengemudi menganggap potongan itu seharusnya dihapuskan, apalagi tarif yang diberlakukan terlampau murah.
“Kami menginginkan penghapusan pengurangan komisi 20%. Tarif yang ada saat ini saja membuat penurunan pendapatan lebih dari 100% dibandingkan tarif di awal yang Rp3.000-Rp4.000. Sudah dipotong 20%, dipotong juga pajak,” katanya.
Penghasilan yang didapatkan pengemudi masih harus dipotong untuk mengeluarkan biaya oprasional seperti makan, BBM dan perawatan kendaraan. Oleh karena itu, tarif yang diberlakukan dianggap sangat mencekik pengemudi.
Selama dua tahun belakangan, pengemudi telah melakukan pendekatan secara persuasif dengan pihak aplikator. Tetapi tidak ada perubahan yang didapatkan semenjak tuntutan itu disampaikan.
Dalam aksi demo yang akan dilakukan sampai sore nanti itu, mereka meminta management Grab untuk menemui mereka. Igun mengatakan akan ada 15.000 peserta dari Jabodetabek dan pinggiran Pantura yang akan bergabung dalam aksi tersebut.
Menanggapi aksi itu, Managing Director, Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, menjelaskan, aksi hari ini dilakukan oleh sekelompok kecil mitra pengemudi yang terdiri dari puluhan orang dengan tuntutan yang telah Grab tanggapi melalui beberapa pertemuan dengan komunitas.
"Kami tegaskan bahwa mereka tidak mewakili keseluruhan komunitas mitra pengemudi Grab, dimana puluhan ribu mitra aktif Grab tetap bekerja secara normal," jelas dia dalam keterangan tertulisnya.
Manajemen Grab mengaku secara aktif dan berkelanjutan telah menindaklanjuti aspirasi mereka. Grab juga berkomitmen untuk menjaga kesejahteraan mitranya tidak hanya dari sisi tarif, tetapi melalui juga berbagai peningkatan layanan. Termasuk program kesejahteraan mitra yang berkesinambungan dan perbaikan sistem teknologi. Dimana perubahan positif termasuk peningkatan jumlah total pendapatan telah dirasakan oleh para mitra pengemudi yang aktif.
"Teknologi kami memungkinkan para pengemudi untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik, dengan lebih efisien dan Grab senantiasa mengembangkan kualitas layanan untuk menjawab segala kebutuhan mobilitas dan menciptakan jaringan transportasi yang lebih efisien," tutur dia.
Perwakilan Grab Indonesia juga menyatakan kesiapannya untuk kembali menemui pengunjuk rasa untuk mendengar tuntutan mereka hari ini. "Grab menghargai aspirasi, umpan balik dan masukan dari komunitas Garda," kata dia.