Ribuan umat Hindu di Bali mulai melakukan upacara ritual "Melasti", yakni membersihkan arca suci secara spiritual, menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941. Kegiatannya dilaksanakan di sejumlah pantai, di antaranya Pantai Padanggalak, Sanur, Kota Denpasar, Bali, Senin.
Ritual Melasti tersebut dilakukan sebelum atau tiga hari menjelang upacara "Tawur Kesanga". Kegiatan ini merupakan tradisi umat Hindu yang dilakukan di Tanah Air dari turun-temurun.
Ketua PHDI Provinsi Bali I Gusti Ngurah Sudiana, menjelaskan "Melasti" bertujuan untuk menyucikan "pratima atau arca-arca suci" di pura yang merupakan sebagai simbol kebesaran Ida Sang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
"Karena itu dilakukan pembersihan secara spiritual setiap setahun sekali menuju sumber mata air, baik itu pantai maupun sumber air di pegunungan," ucap Ngurah Sudiana yang juga Rektor Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar.
Jika pura tersebut berdekatan dengan pantai, maka upacara ritual 'Melasti' akan dilakukan ke pantai. Jika pura tersebut berada di daerah pegunungan, maka umat sedharma melakukan 'melasti' pada sumber mata air atau 'dedari suci'.
Ngurah Sudiana mengatakan "Melasti" atau pembersihan spiritual ini bertujuan bersih juga pada buana alit (tubuh manusia) dan buana agung (alam semesta).
"Tradisi ritual 'melasti' itu, kita sudah warisi secara turun-temurun, dan menjadi kewajiban bagi umat Hindu melaksanakan hal tersebut yang menyesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat (desa kala patra)," katanya.
Sejak pagi, Pantai Padanggalak Sanur, Pantai Ketewel, Pantai Masceti di Kabupaten Gianyar dipadati ribuan umat yang melakukan upacara "Melasti".
Dalam prosesi keagamaan tersebut ada yang berjalan kaki, maupun menggunakan kendaraan bagi puranya jauh dari lokasi tersebut.
Upacara tersebut juga diiringi gamelan tradisional Bali, yakni Gong Baleganjur dan "Kidung Wargasari", yakni nyanyian ayat-ayat suci yang dikutip dari ajaran Weda. (Ant)